Demo Sopir Taksi, Blue Bird Ingin Kesetaraan Bisnis

Demo sopir taksi, Selasa (22/3/2016).
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Bayu Nugraha

VIVA.co.id - Ratusan pengemudi taksi konvensional menuntut pemerintah untuk segera menutup moda transportasi berbasis aplikasi online seperti Uber, Grab, dan yang lainnya. Sampai saat ini, para demonstran masih melakukan aksinya di beberapa titik ibu kota.

Komisaris PT Blue Bird Tbk, Noni Purnomo menegaskan, tuntutan yang dilancarkan para pengemudi, bukan berarti juga keinginan perusahaan. Bahkan, pihaknya pun sejatinya tidak merasa terganggu akan kehadiran moda transportasi online tersebut. 

"Kami tidak pernah menyatakan ini pertempuran. Kami sudah punya aplikasi online sejak 2011. Jadi ini bukan persaingan," ujar Noni dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa 22 Maret 2016.

Menurut Noni, pihaknya hanya meminta pemerintah untuk adil dalam menyikapi pengoperasian angkutan umum berbasis aplikasi. Sebab selama ini, moda transportasi tersebut dianggap tidak mentaati ketentuan undang-undang yang berlaku.

"Ini lebih kepada kesetaraan bisnis. Banyak sekali aturan yang harus ditaati oleh perusahaan transportasi, dalam mengoperasikan kendaraannya," kata dia.

Bagi emiten berkode BIRD ini, izin pengoperasian yang dikeluarkan pemerintah terbilang sulit, karena harus melalui mekanisme yang cukup lama. Lain hal kepada taksi online berpelat hitam, yang bisa beroperasi tanpa adanya izin yang dikeluarkan pemerintah.

Maka dari itu, Noni meminta pemerintah untuk segera melakukan tindak tegas dalam menyikapi hal ini. Sehingga nantinya, persaingan bisnis antar angkutan umum tidak tercoreng, karena tidak adanya kesetaraan berbisnis.

"Mereka harus membuktikan perusahaannya apa, dan tempat kendaraan tersebut beroperasi. Sehingga, bisa dipastikan dari keamanan itu sendiri," tegasnya.