Dunia Usaha Klaim Masih Sulit Buka Usaha
Selasa, 22 Maret 2016 - 13:56 WIB
Sumber :
- Istimewa
VIVA.co.id - Pemerintah sejauh ini telah mengeluarkan 10 paket kebijakan, demi menggairahkan kembali perekonomian dalam negeri. Serangkaian insentif pun diberikan, seperti menderegulasi aturan birokrasi yang menghambat investor untuk menanamkan modalnya di dalam negeri, agar iklim investasi terjaga kondusif.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Eddy Kuntadi, mengaku bahwa serangkaian insentif yang diberikan pemerintah dalam paket stimulus tersebut memang memberikan angin segar bagi dunia usaha. Hal ini tercermin dari beberapa kebijakan yang dikeluarkan.
“Paket ekonomi ini mengarah pada industri menengah ke bawah. Seperti mendorong UMKM (usaha, mikro, kecil, dan menengah), kemudahan pajak, sampai pemberian sertifikat HGB (hak guna bangunan) bagi pedagang kaki lima,” ujar Eddy, saat ditemui di Hotel Grand Mercure Jakarta, Selasa, 22 Maret 2016.
Namun, kata Eddy, dunia usaha khususnya yang berdomisili di DKI Jakarta, masih kesulitan untuk membuka usahanya, karena terganjal oleh beberapa regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi.
Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah pun menjadi penting, dalam merumuskan suatu kebijakan.
“Khusus mayoritas Jakarta itu UMKM. Dunia usaha semakin sulit buka usaha. Ada saja persoalan yang dihadapi. Misalnya, konsolidasi tender dengan Pemprov DKI,” kata dia.
Baca Juga :
Demi mencapai target pertumbuhan ekonomi pada tahun ini, menurut Eddy, dibutuhkan peran pembangunan yang lebih dari dalam negeri, karena tidak bisa semata-mata mengandalkan tumpuan harga komoditas yang selama ini menjadi andalan untuk menopang pertumbuhan.
Sebab, di tengah melambatnya perekonomian global, harga komoditas pun seakan tidak laku bagi pasar luar negeri. Karena itu, dibutuhkan daya dorong baru untuk menopang laju pertumbuhan pada tahun ini. Dengan demikian, pertumbuhan pun nantinya bisa merata.
“Infrastruktur di Jakarta menjadi yang paling utama. Ada LRT (kereta api ringan) dan MRT (angkutan cepat terpadu) yang terus dikembangkan. Ini bisa memperkuat ekonomi dari Jakarta,” katanya. (asp)