19-03-1916: Misi Pesawat Tempur AS Pertama Kali Digelar
Sabtu, 19 Maret 2016 - 05:56 WIB
Sumber :
- www.irishcentral.com
VIVA.co.id
- Hari ini, 110 tahun silam, First Aero Squadron yang diselenggarakan pada 1914 setelah pecahnya Perang Dunia I menerbangkan misi dukungan untuk tujuh ribu tentara AS, yang enam hari sebelumnya telah menyerbu Meksiko atas perintah Presiden AS Woodrow Wilson. Mereka bertugas menangkap revolusioner Meksiko, Fransisco Pancho Villa, dalam keadaan hidup atau mati.
Menurut situs
History
, pada 9 Maret, Villa, yang menentang dukungan AS terhadap Presiden Meksiko terpilih, Venustiano Carranza, memimpin ratusan gerilyawan melintasi perbatasan pada serangan dari kota Colombus, New Mexico, dan menewaskan 17 orang AS.
Misi untuk menangkap Villa akhirnya melibatkan 10 ribu tentara AS yang diperintahkan oleh Brigadir Jenderal John J. Pershing, komandan kepala pasukan Amerika selama PD I.
Operasi tersebut merupakan operasi militer pertama yang menggunakan kendaraan mekanik, termasuk mobil dan pesawat terbang dari First Aero Squadron, yang digunakan untuk mengintai kegiatan musuh, dan meneruskan pesan untuk sang jenderal.
Namun, selama misi 11 bulan, pasukan AS gagal menangkap revolusioner tersebut sehingga kebencian Meksiko atas AS terhadap penyusupan ke wilayah mereka menyebabkan krisis diplomatik.
Akhir Januari 1917, Presiden Wilson berada di bawah tekanan dari pemerintah Meksiko dan lebih peduli dengan perang di luar negeri ketimbang membawa Villa ke pengadilan.
Seluruh tentara AS diperintahkan pulang dari Meksiko. Selanjutnya, agresi Villa di Southwest telah menimbulkan kekhawatiran keamanan diantara penduduk kawasan itu.
Alhasil, negara-negara barat mendukung RUU Pertahanan yang diperlukan untuk mendukung upaya perang AS, yang diresmikan pada 6 April 1917.
Sementara itu, Villa melanjutkan kegiatan gerilya di Meksiko utara sampai Adolfo de la Huerta mengambil kekuasaan atas pemerintah Meksiko dan menyusun sebuah konstitusi reformis. Villa menandatangani perjanjian damai dengan Huerta dan setuju untuk pensiun dari politik.
Baca Juga :
Laporan : Dinia Adrianjara