Denmark Negara Paling Bahagia di Dunia, Indonesia?
Jumat, 18 Maret 2016 - 10:14 WIB
Sumber :
- visitdenmark.com
VIVA.co.id - Denmark kerap dikenal dengan cerita tragis Pangeran Hamlet atau Viking. Nah, lagi-lagi kini Denmark kembali disebut sebagai negara dengan masyarakat yang paling bahagia.
Tokoh terkenal seperti Hillary Clinton dan Bernie Sanders menyebutkan bahwa negara Skandinavian tersebut adalah contoh dari masyarakat yang bahagia.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) juga mengukuhkan gelar tersebut setelah melakukan penelitian di 156 negara di dunia.
Menurut seorang pekerja sosial, Knud Christensen (39), negaranya memang pantas mendapat gelar tersebut karena ia merasa rakyat Denmark tetap merasa aman meskipun bencana alam, korupsi dan kejadian-kejadian luar biasa lainnya kerap kali terjadi.
"Kami tidak merasa cemas. Jika kami cemas, itu hanya mengenai cuaca. Apakah hari ini akan hujan, mendung, atau dingin?" ujar Christensen, dikutip dari Mashable.
Ini merupakan kedua kalinya gelar tersebut disabet oleh negara dengan 5.6 juta penduduk ini.
Survei tersebut dilakukan berdasarkan akses kesehatan yang didapat masyarakat, hubungan keluarga, keamanan kerja dan faktor sosial lain termasuk kebebasan berpolitik dan tingkat korupsi pemerintah.
Paham egalitarianisme yang dianut Denmark juga membuat wanita menempati 43 persen posisi teratas di sektor publik. Denmark juga terkenal dengan kesejahteraann sosial seumur hidup bagi para pekerjanya.
Pajak yang terbilang cukup tinggi dirasakan manfaatnya bagi masyarakat seperti kemudahan akses ke rumah sakit, dokter umum dan pendidikan. Para pelajar juga diberi dana bantuan hingga tujuh tahun. Oleh karena itu, masyarakat percaya bahwa meskipun mereka sakit atau kehilangan pekerjaan, negara akan selalu membantu mereka.
Baca Juga :
Jeffrey Sachs dari Columbia University yang turut serta dalam penelitian yang dilakukan oleh PBB itu menyatakan bahwa kebahagiaan harus menjadi perhatian bagi setiap negara.
"Kebahagiaan manusia harus dipelihara melalui pendekatan menyeluruh yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan,” ujar Sachs sebelum World Happiness Report 2016 diumumkan secara resmi di Roma, Italia beberapa waktu lalu.
Gereja Katolik Roma menyambut positif penelitian tersebut dan menyatakan bahwa kebahagiaan berkaitan dengan kepentingan umum yang menjadi pusat dari pembelajaran sosial Katolik. Itu diungkapkan oleh Uskup Marcelo Sanchez Sorondo, salah satu penasehat utama Paus Francis.
Kaare Christensen, seorang professor di bidang demografi dan epidemologi di Odense mengatakan bahwa tidak perlu bersusah payah untuk membahagiakan rakyat Denmark.
"Mereka senang dengan apa yang mereka dapatkan. Mereka tidak berekspektasi terlalu bersar tentang apa yang mereka lakukan atau apa yang akan terjadi pada mereka," ujar dia.
Seorang professor bidang ekonomi di University of Aarhus, Christian Bjoernskov, percaya bahwa rasa percaya diri dan kebebasan menentukan nasib sendiri berpengaruh terhadap kebahagiaan.
"Masyarakat Denmark saling percaya satu sama lain. Kita akan berhasil jika kita bergerak bersama, dan mereka juga percaya bahwa mereka bisa menentukan nasib mereka sendiri," kata Bjoernskov.
Selain Denmark, negara lain seperti Switzerland, Islandia dan Norwegia juga termasuk dalam daftar negara dengan masyarakat paling bahagia di dunia, disusul oleh Finlandia, Kanada, Belanda, Selandia Baru, Australia, dan Swedia.
Amerika Serikat sendiri menduduki peringkat 13, setelah sebelumnya hanya berhasil menduduki peringkat 15. Sedangkan Indonesia tidak masuk dalam daftar teratas di deretan gelar bergengsi itu.