Bangun Pabrik, Semen Indonesia Cari Pinjaman Rp3,5 Triliun
Kamis, 17 Maret 2016 - 17:58 WIB
Sumber :
- Istimewa
VIVA.co.id - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) berencana menerbitkan surat utang atau bond untuk membangun pabrik semen di Pidie, Aceh. Pabrik tersebut akan dibangun oleh PT Semen Indonesia Aceh, yang merupakan perusahaan patungan SMGR dengan PT Samana Citra Citra Agung.
Direktur Keuangan Semen Indonesia, Ahyanizzaman, mengungkapkan, untuk perusahaan patungan yang diinvestasikan mencapai sebesar Rp5 triliun tersebut, minimum 30 persen berasal dari ekuitas Semen Indonesia bersama dengan Samana Citra Agung.
Kemudian, sisanya maksimum 70 persen berasal dari pinjaman perbankan dan aksi korporasi di pasar modal. Artinya, perseroan akan mencari dana sebesar Rp 3,5 triliun dari perbankan dan pasar modal.
"Kita liat beberapa kemungkinannya. Kita liat jendela-jendela dari pasar uangnya itu. Tapi tidak tutup kemungkinan karena sifatnya progres mungkin ada dari pinjaman bank dan nanti juga kita bisa refinancing dari pasar uang," kata dia saat ditemui di Kementerian BUMN Jakarta, Kamis, 17 Maret 2016.
Namun, Ahyanizzaman menyatakan, pihaknya masih akan melihat terlebih dahulu kondisi pasar. Dan kemungkinan, penerbitan surat utang tidak akan dilakukan perseroan pada tahun ini.
"Kita lihat perkembangannya lah. Bonds sebenarnya menarik, ada beberapa yang sudah masuk tingkat bunga delapan persen. Tapi tahun ini kemungkinan belum. Mungkin juga instrumen dari tradisional dulu, pinjaman bank," tutur dia. (ren)
Direktur Keuangan Semen Indonesia, Ahyanizzaman, mengungkapkan, untuk perusahaan patungan yang diinvestasikan mencapai sebesar Rp5 triliun tersebut, minimum 30 persen berasal dari ekuitas Semen Indonesia bersama dengan Samana Citra Agung.
Kemudian, sisanya maksimum 70 persen berasal dari pinjaman perbankan dan aksi korporasi di pasar modal. Artinya, perseroan akan mencari dana sebesar Rp 3,5 triliun dari perbankan dan pasar modal.
"Kita liat beberapa kemungkinannya. Kita liat jendela-jendela dari pasar uangnya itu. Tapi tidak tutup kemungkinan karena sifatnya progres mungkin ada dari pinjaman bank dan nanti juga kita bisa refinancing dari pasar uang," kata dia saat ditemui di Kementerian BUMN Jakarta, Kamis, 17 Maret 2016.
Namun, Ahyanizzaman menyatakan, pihaknya masih akan melihat terlebih dahulu kondisi pasar. Dan kemungkinan, penerbitan surat utang tidak akan dilakukan perseroan pada tahun ini.
"Kita lihat perkembangannya lah. Bonds sebenarnya menarik, ada beberapa yang sudah masuk tingkat bunga delapan persen. Tapi tahun ini kemungkinan belum. Mungkin juga instrumen dari tradisional dulu, pinjaman bank," tutur dia. (ren)