Neraca Perdagangan Februari Surplus
Selasa, 15 Maret 2016 - 13:22 WIB
Sumber :
- VIVAnews/R. Jihad Akbar.
VIVA.co.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia sepanjang Februari 2016, mengalami surplus US$1,14 miliar. Dengan rincian, nilai ekspor mencapai US$11,3 miliar dan nilai impor US$10,16 miliar.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, kinerja perdagangan membaik, setelah membukukan surplus US$50,6 juta pada Januari 2016. Surplus neraca perdagangan Januari - Februari 2016, surplus US$1,15 miliar dengan nilai ekspor US$21,78 miliar dan nilai impor US$20,63 miliar.
Baca Juga :
"Selama lima tahun terakhir pada Februari ini tertinggi, di mana tahun 2012 surplus, lalu 2013 defisit US$297,7 juta, pada 2014 surplus US$843,4 juta, dan 2015 juga surplus US$662,7 juta," kata dia di kantornya, Jakarta, Selasa 15 Maret 2016.
Menurut Suryamin, surplus juga dipicu dari sektor migas US$0,01 miliar dan sektor non migas US$1,14 miliar. Adapun nilai ekspor Februari 2016, naik 7,80 persen dibanding ekspor Januari 2016. Sementara itu, dibanding Februari 2015 turun 7,18 persen.
Dari sisi volume perdagangan, pada Februari 2016, neraca volume perdagangan mengalami surplus 25,51 juta ton. "Hal tersebut didorong oleh surplusnya neraca volume perdagangan migas 0,06 juta ton dan sektor nonmigas 25,45 juta," tuturnya.
Suryamin melanjutkan, selama Februari 2016, ekspor terbesar adalah lemak dan minyak hewan nabati senilai US$2,62 miliar dan bahan bakar mineral senilai US$2,14 miliar. "Pangsa pasar ekspor Indonesia adalah Amerika Serikat US$2,38 miliar, Jepang US$2,16 miliar, dan Tiongkok US$1,83 miliar," ujarnya.
Sementara itu, untuk impor Februari 2016, senilai US$10,16 miliar ini turun 2,91 persen dari Januari 2016. Impor migas mencapai US$1,22 miliar, atau turun 8,79 persen dan impor non migas US$9,25 miliar atau turun 2,13 persen. (asp)