Shafira Tampilkan Koleksi Mewah Era 1920-an di IFW

Koleksi Shafira bertema Twenties Mertropolis di Indonesia Fashion Week (IFW) 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Linda Hasibuan

VIVA.co.id - Label fesyen muslim Indonesia, Shafira, meluncurkan koleksi teranyar di panggung Indonesia Fashion Week (IFW) 2016. Mengangkat tema Twenties Mertropolis, Shafira terinspirasi suasana kota New York era 1920-an.

Pada ajang bergengsi ini, Shafira menampilkan 60 koleksi terbaru, yang terbagi menjadi dua segmen, seperti daily wear dengan nuansa monokrom dan gaun malam. Daily wear monochrome menampilkan gaya mafioso androginy dan gaun malam menampilkan sisi kebudayaan Indonesia.

Tampilan busana tersebut dituangkan dalam motif geometris, namun tetap memberikan kesan modern. Untuk menambahkan kesan nasionalis, Shafira menggabungkan ciri khas Indonesia dengan merefleksikan sarung Majalaya dan Songket Silungkang.

Sementara untuk menambah kesan mewah, taburan kristal swarovski dan payet disisipkan pada setiap potongan gaun malam bernuansa merah muda, sehingga memberi tampilan yang mewah era 1920-an.

Detail songket, art deco embroidery organza, sutra sifon dan aplikasi renda bunga seolah mengisyaratkan sisi feminin berpadu siluet trendi. Beberapa item fesyen yang dipersembahkan dalam koleksi tersebut, seperti jaket panjang, gaun panjang, celana panjang dan rok dalam paduan yang apik.

"Dalam pangung IFW 2016, Shafira mempersembahkan Twenties Metropolis yang terbagi dua segmen dengan total 60 looks. Alhamdulilah dari peragaan busana awal sampai akhir saya lihat para penonton semua terpesona," ujar CEO Shafira Corporation, Feny Mustafa, saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Jumat malam, 11 Maret 2016.

Lebih lanjut Feny manambahkan bahwa koleksi teranyar Shafira kali ini banyak didominasi keindahan wanita masa kini. Ketika ditanya apakah koleksi tersebut akan dijual, Feny mengatakan untuk beberapa koleksi daily wear monochrome sudah tersedia di beberapa toko Shafira.

Untuk koleksi gaun malam, para konsumen harus memesannya terlebih dahulu. Ini karena bahan menggunakan songket silungkang dan proses pembuatannya dengan teknik tangan. (ase)