Pertamina Targetkan Efisiensi Minyak Rp1,3 Triliun

Ilustrasi petugas mengisi BBM
Sumber :
  • ANTARA/Didik Suhartono

VIVA.co.id - PT Pertamina menargetkan efisiensi dari proses pengadaan minyak dan produk minyak melalui integrated supply chain (ISC) tahun ini sebesar US$100 juta atau Rp1,3 triliun (kurs Rp13.000).

Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, mengatakan, sepanjang 2016, Pertamina akan terus melanjutkan penataan sistem ISC yang diharapkan dapat mendatangkan efisiensi bagi perusahaan. Perubahan pengadaan minyak dan produk minyak oleh ISC tetap menjadi salah satu bagian penting dalam Brekthrough Project Pertamina.

"Penataan sistem ISC telah dilakukan dan terbukti tahun lalu sukses menciptakan efisiensi bagi Pertamina sebesar US$208,1 juta atau jauh melampaui target sebesar US$91,7 juta dari proses pengadaan minyak dan produk. Kami targetkan efisiensi dari pengadaan minyak dan produk minyak sebesar US$100 juta," kata Wianda seperti dikutip dari siaran persnya di Jakarta, Jumat 11 Maret 2016.

Nilai efisiensi tersebut diharapkan diraih dari beberapa strategic initiatives, meliputi maksimalisasi pembelian minyak mentah domestik, efisiensi dalam kegiatan pengadaan minyak mentah, bahan bakar minyak (BBM), dan elpiji, pemrosesan minyak mentah di kilang luar negeri, dan sourcing minyak mentah, kondensat, BBM, dan elpiji dari beberapa negara dalam kerangka government to government.

Permintaan BBM

Pada 2016, permintaan gasoline diperkirakan mencapai 164,6 juta barel adapun gasoil sebesar 171,1 juta barel dalam setahun. Permintaan elpiji diperkirakan bisa mencapai 7,45 juta metrik ton.

Adapun, sepanjang 2015 nilai minyak mentah dan produk minyak yang dikelola oleh ISC mencapai US$27,41 miliar, sebanyak US$14,85 miliar merupakan minyak mentah, dan US$12,56 miliar berupa produk.

Pada tahun lalu, ISC melakukan transformasi pada fase 1.0 melalui lima program strategis, yaitu memotong perantara dari rantai suplai, peningkatan pemanfaatan dan fleksibilitas dari armada laut Pertamina,  pemberian kesempatan yang sama dan adil untuk semua peserta pengadaan, penerapan proses evaluasi penawaran yang transparan dan mengurangi biaya dengan menerapkan pembayaran telegraphic transfer (TT).

ISC juga telah mengurangi porsi pembelian secara spot, terutama untuk produk premium yang seluruhnya melalui kontrak term, solar dan elpiji masing-masing 96 persen kontrak term, Avtur 86 persen. Adapun, untuk minyak mentah volume pengadaan melalui kontrak term meningkat menjadi 70 persen dari sebelumnya 60 persen.

"Pada intinya, apapun upaya yang bisa dilakukan dan sesuai dengan kaidah-kaidah dan praktik terbaik yang ada akan kami lakukan untuk mencapai efisiensi berapa sen dolar pun yang bisa diperoleh,” ungkap Wianda.   

Transformasi ISC adalah bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan memperkuat transparansi pengadaan minyak mentah dan produk minyak. Penetapan daftar mitra usaha terseleksi (DMUT) cukup ketat karena harus memenuhi sejumlah kualifikasi tertentu seperti detail bisnis perusahaan, detail laporan keuangan, detail bank, dan lain-lain.

"Informasi tender kami buka melalui website Pertamina yang semua orang dapat mengaksesnya dan itu merupakan terobosan penting di mana seluruh proses pengadaan maupun penjualan minyak dan produk minyak oleh ISC dilakukan secara terbuka dan transparan," jelas dia. (ren)