Menristek Minta Riset Gerhana Bisa Dirasakan Masyarakat
- VIVA.co.id/Mitha Meinansi (Poso, Sulteng)
VIVA.co.id – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, menghimbau agar hasil pengamatan Gerhana Matahari Total (GMT) yang terjadi Rabu, 9 Maret 2016 dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
Seperti diketahui, sampa saat ini, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) masih menganalisis hasil pengamatan di berbagai daerah yang dilintasi oleh GMT.
"Akan dilakukan Lapan koordinasi secara nasional yang menginformasikan nanti, bagaimana penelitian yang terjadi secara ilmiah (seperti gerhana). Nanti fenomena-fenomena apa yang akan terjadi lagi," ucap Nasir saat ditemui VIVA.co.id di Gedung D Kementerian Ristekdikti, Sudirman, Jakarta, Kamis 10 Maret 2016.
Nasir mengungkapkan akan mendorong Lapan agar hasil pengamatan GMT kemarin dapat segera dimanfaatkan olah khalayak banyak. Lapan merupakan salah satu lembaga pemerintahan nonkementerian yang berada dibawah koordinasi Kementerian Ristekdikti.
"Kami dorong manfaat langsung pada masyarakat. Misalnya nanti juga dapat dilakukan penelitian di bidang satelit radar pemantauan darat lewat satelit. Satelit sekarang masih berupa eksperimen, yaitu LAPAN-A2 yang baru diluncurkan tahun lalu. Direncanakan, LAPAN-A3 akan meluncur tahun ini," tutur Nasir.
Diberitakan sebelumnya, GMT 2016 melintasi 11 kota Indonesia yang terdiri dari Palembang, Bangka, Belitung, Luwuk, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Halmahera, Poso, Sampit, dan Ternate.
Selain itu, sejumlah daerah lain di Indonesia juga bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian (GMS) antara lain di Padang, Jakarta, Bandung, Surabaya, Pontianak, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Kupang, Manado, dan Ambon. (ren)