Jokowi: Rupiah Menguat karena Ekonomi Membaik

Proses penghitungan uang rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Perkasanya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa pekan terakhir menandakan bahwa sebagian indikator ekonomi makro dalam negeri mulai menunjukkan grafik membaik dibandingkan tahun lalu.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan, tanpa mengesampingkan gejolak eksternal yang mulai menunjukan perbaikan, menguatnya rupiah dalam beberapa pekan terakhir memang murni sentimen dari ekonomi dalam negeri.
 
"Kalau kamu tidak melakukan deregulasi, tidak akan ada pengaruh (terhadap rupiah). Dua-duanya (faktor internal dan eksternal)," ujar Presiden saat ditemui di Kawasan Industri Cipta Krida Bahari Cakung, Jakarta Utara, Kamis 10 Maret 2016.
 
Menurut Jokowi, serangkaian insentif yang dikeluarkan pemerintah maupun otoritas keuangan dalam paket kebijakan ekonomi seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan mulai mendapatkan apresiasi khusus dari para pelaku usaha maupun investor.
 
Sehingga, arus modal yang masuk ke dalam negeri pun semakin meluap dan pada akhirnya memberikan pengaruh terhadap laju rupiah. "Paket kebijakan sudah direspons positif oleh dunia usaha dan investor. Ada capital in flow (arus modal masuk), otomatis akan semakin menguat," tutur dia.
 
Pemerintah, kata Presiden, akan tetap menjaga arus modal yang masuk ke Indonesia agar nilai tukar rupiah tetap bertahan di posisi saat ini, bahkan lebih. Intinya, adalah bagaimana menjaga kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia.
 
"Kami berusaha mengendalikan. Mau minta tidak bisa. Kalau mereka melihat yang kami lakukan ini baik, mereka akan merespons positif," tegas Jokowi.