Penting, Jangan Pakai Kacamata Gerhana Terlalu Lama

Peneliti Lapan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengaku kewalahan menghadapi antusiasme masyarakat menyambut Gerhana Matahari Total (GMT). Untuk membuat kacamata khusus gerhana matahari pun dinilai terlambat sudah, sebab besok pagi fenomena alam itu akan melintas di berbagai wilayah Indonesia.

"Sudah habis waktunya (bikin kacamata). Antusias masyarakat besar sekali dalam menyambut gerhana matahari total ini," ujar Peneliti Lapan bagian Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, Saipul Hamdi ditemui di Gedung Graha Teknologi Sriwijaya, Palembang, Selasa 8 Maret 2016.

Saipul menjelaskan, waktu yang mepet membuat upaya persiapan pembuatan kacamata gerhana tak optimal. Sebab untuk mendapatkan filter khusus gerhananya, yakni black polimer Neutral Density 25 atau ND25, sangat sulit, khususnya di daerah Palembang.

"Kita juga bawa (ND25) dari Bandung dan Jakarta. Kalau di sini susah. Saya beli dalam bentuk gulungan ukuran 30 x 30 cm itu harganya Rp700 ribu. Itu bisa dipotong sampai 100 potong. Ternyata, habis juga. Bawa, habis lagi. Antusiasnya besar sekali," ungkap Saipul.

Dia mengatakan, dilihat dari waktu jelang GMT yang sehari lagi, maka membuat kacamata gerhana semakin sulit untuk dikerjakan.

"Maka dari itu, tadi kita kasih tahu cara membuat kacamata gerhana. Harapannya, besok mereka bisa berbagi (kacamata) saat gerhana berlangsung, sama teman, adik, kakak, atau orang tua," ucapnya.

Saipul mengemukakan, dalam menggunakan kacamata juga jangan terlalu lama. Alasannya dikhawatirkan akan berdampak pada mata. Untuk itu, baiknya saat proses gerhana terjadi sampai beres, maka dianjurkan untuk melihatnya selama dua menit.

"Pakai kacamata pula harus berbagi, gantian. Paling aman itu digunakan maksimal selama dua menit saja, tidak boleh lebih," kata Saipul.