Ketua MPR Terima Dubes Italia untuk Indonesia

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan
Sumber :

VIVA.co.id – Kedatangan Duta Besar Italia untuk Indonesia, Vittorio Sandalli, di ruang kerja Ketua MPR Zulkifli Hasan, Lt. 9, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, diterima dengan hangat.

“Terima kasih atas kedatangan yang mulia,” ujar Zulkifli Hasan diawal sambutan, Senin 7 Maret 2016.

Dikatakan hubungan kedua negara, Indonesia-Italia, telah berlangsung sejak lama dan mempunyai sejarah yang panjang. Di mana dari waktu ke waktu semakin membaik. “Kita berharap dengan ditugaskan yang mulia sebagai duta besar di Indonesia bisa meningkatkan hubungan,” ujarnya.

Zulkifli Hasan berharap agar peningkatan hubungan tak hanya antar pemerintah namun juga antar parlemen dan antar masyarakat. “Dalam bidang ekonomi, budaya, politik, dan bidang lainnya,” harapnya.

Dipaparkan Zulkifli Hasan kepada Sandalli, setelah MPR melakukan amandemen konstitusi, sistem keparlemenan di Indonesia terdiri atas MPR, DPR, dan DPD. Dikatakan tugas MPR adalah menjaga konstitusi, melakukan amandemen bila diperlukan, melantik dan memberhentikan Presiden serta menjaga keberagaman.

Bangsa ini sudah 70 tahun sepakat menjadikan keberagaman sebagai konsensus sebagai landasan bangsa dan negara. Dari landasan ini maka siapapun dengan latar apapun, baik agama, etnis, dan bahasa, memiliki hak dan kewajiban yang sama.

“Inilah tugas MPR untuk menjaganya,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, meski bangsa ini mayoritas penduduknya beragama Islam namun bangsa ini bisa melaksanakan demokrasi dengan baik. Disebutkan, Ahok yang beragama Katolik menjadi Gubernur Jakarta yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Di Nusa Tenggara Timur, Ketua DPRD-nya beragama Islam meski penduduknya di sana mayoritas beragama Katolik. Disebutkan lagi, di Indonesia tempat ibadah, misal gereja bisa berdampingan dengan masjid.

“Meski di Indonesia terdiri dari berbagai ragam perbedaan namun umat Islam tetap toleran. Kami memiliki Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya.

Meski demikian Zulkifli Hasan mengakui masih ada beberapa masalah terkait dengan suku dan agama. Hal demikian menjadi tugas semua untuk memperbaiki. Indonesia dikemukakan kepada Sandalli merupakan daerah yang luas dengan jumlah penduduk yang banyak.

“Kami tak memberi toleransi kepada terrrorisme, radikalisme, dan gerakan intoleransi,” kata Zulkifli Hasan.

Zulkifli Hasan mengatakan kepada Sandelli bahwa konstitusi bangsa Indonesia sangat menghargai masalah kemanusiaan dan HAM. MPR dikatakan sering mengundang parlemen-parlemen di Eropa untuk datang ke Indonesia. Parlemen-parlemen itu diajak untuk melihat dan mendengar langsung di tempat-tempat di mana sikap toleransi dan menghargai perbedaan itu ada. “Sehingga mereka mengenal Indonesia dalam arti sesungguhnya dan mengabarkan perdamaian di Indonesia kepada masyarakat Eropa,” ujarnya.

Dengan bukti Indonesia yang penuh toleransi itu menunjukkan bahwa muslim di Indonesia berbeda dengan muslim yang ada di Timur Tengah. “Banyak yang menyamakan muslim di Indonesia dengan di Timur Tengah,” ujarnya.

Disampaikan kepada Sandalli bahwa saat ini Indonesia menjadi tuan rumah KTT OKI. Dengan KTT itu diharapkan negara-negara Arab bisa belajar pada Indonesia. Model demokrasi di Indonesia diharapkan bisa menjadi model bagi negara-negara di Timur Tengah sehingga mereka bisa melaksanakan demokrasi dengan baik, minimal bisa menyelesaikan masalah perselisihan di antara mereka.

Dengan KTT itu bangsa ini mengatakan bahwa kita menghormati kedaulatan masing-masing negara, bangsa ini mendukung kemerdekaan setiap bangsa. Bangsa ini tak ingin ada campur pada urusan negara lain. Indonesia anti terhadap segala bentuk penjajahan. Indonesia memiliki sejarah panjang terhadap masalah penjajahan. “Kemerdekaan adalah hak setiap bangsa. Untuk itu tak hanya di Palestina, di manapun bila ada penjajahan akan ditentang oleh Indonesia,”ujarnya.

Akhir dari pertemuan itu, Zulkifli Hasan mengharap dengan ditugaskan Sandalli menjadi duta besar di Indonesia, hubungan Indonesia-Italia bisa meningkat.    (rin)