Ini Cara Atasi Hambatan Ekspor Hasil Hutan RI
Senin, 7 Maret 2016 - 14:27 WIB
Sumber :
- ANTARA/Aditya Pradana Putra
VIVA.co.id - Direktur Eksekutif The Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, menegaskan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk segera melakukan market intelligence.
Alasannya, banyak negara lain di dunia yang membuat regulasi mengada-ada, demi menghambat ekspor hasil hutan Indonesia.
"Ekspor kita masih bergantung pada ekspor komoditas. Mestinya, Menteri Perdagangan melakukan market intelligence," kata Enny, dalam media diskusi 'Tantangan era standarisasi dalam mendorong ekspor industri hasil hutan”, di Hotel Ibis Tamarin, Jalan KH Hasyim Hashari, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 7 Maret 2016.
Market intelligence, kata Enny, untuk mengetahui rencana yang akan dibuat oleh negara lain yang akan dilancarkan dengan tujuan menghambat ekspor hasil hutan Indonesia.
"Mestinya itu yang dibuat. Memang masalah utama kan masih berkutat pada isu lingkungan, kebakaran hutan, illegal logging dan sebaganya," terang dia.
Menurut Enny, dengan market intelligence, pemerintah akan mengerti apa solusi yang bisa diambil untuk mengatasi masalah ekspor. Hal tersebut, karena setiap tahun selalu ada perkembangan isu-isu apa saja yang akan dijadikan syarat-syarat nontarif barrier atau hambatan nontarif.
"Masing-masing negara pasti berbeda, yang penting kreatifitasnya. Itu yang menjadi bargaining positions mereka untuk menghadapi negara-negara yang lemah," tegas Enny.
Untuk diketahui, market intelligence merupakan kegiatan yang lebih banyak dilakukan oleh tim terlatih untuk mendapatkan informasi, digunakan untuk menyelesaikan segala perkara yang berhubungan dengan rencana dan strategi pemasaran.
Informasi itu dikumpulkan, diuji, dipecahkan, dijelaskan, dan ditafsirkan berhubungan dengan situasi dan kondisi pesaing, serta berusaha mengamankan rahasia-rahasia khusus yang berkaitan dengan perusahaan.