Cegah Kapal Karam, BPPT Kembangkan Teknologi Navigasi
- ANTARA/Budi Candra Setya
VIVA.co.id – Peristiwa karamnya kapal harus menjadi pelecut, agar musibah serupa tak terulang. Kita baru saja menyaksikan musibah karamnya KMP Rafelia II di perairan Selat Bali. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi berupaya mengembangkan teknologi navigasi modern dengan harga yang efisien. Pasalnya, saat ini teknlogi itu harganya terbilang tinggi.
"Padahal ketika kapal ada di tengah lautan dan mengalami musibah, sangat penting untuk mengetahui posisi kapal dengan akurat agar bantuan penyelamatan bisa dilakukan sesegera mungkin," kata Direktur Pusat Teknologi Elektronika (PTE-BPPT), Yudi Purwantoro, dalam keterangan tertulisnya, Minggu 6 Maret 2016.
Menurut dia, teknologi navigasi sangat berperan dalam meminimalisir dampak maupun terjadinya kondisi bahaya yang dialami kapal laut.
"Masalahnya teknologi tersebut harganya mahal, sehingga banyak kapal kecil atau kapal lama yang tidak menggunakannya, dan ini jumlahnya lebih banyak," ujarnya.
BPPT mengembangkan teknologi navigasi laut yang lebih murah sehingga dapat dijangkau dan lebih ekonomis bagi kapal-kapal kecil maupun kapal lama. Dengan teknologi ini kapal dapat diketahui posisinya dan identitasnya sehingga dapat dipantau dan dipandu dalam pelayaran.
"Penting untuk menghindari area yang berbahaya, berkarang, maupun potensi tabrakan dengan kapal lain," ujarnya.
Perekayasa PTE BPPT, Ahmad dan Wira, menjelaskan bahwa teknologi ini berbasis Automatic Identification System (AIS), yang mengintegrasikan fungsi pemancar (transmitter), penerima (receiver), interogasi (interogrator), dan penentu lokasi berbasis satelit (GPS), kedalam sebuah bentuk alat yang berukuran kecil. Pada alat bisa juga diintegrasikan sebuah layar kecil untuk menampilkan informasi navigasi yang berguna bagi ABK dalam mencapai keselamatan pelayaran.