Tarif Suramadu Turun, Perusahaan Kapal Ancam Boikot
Selasa, 1 Maret 2016 - 17:35 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Januar Adi Sagita
VIVA.co.id - Kebijakan pemerintah untuk menurunkan tarif jalan tol Jembatan Suramadu hingga 50 persen untuk kendaraan roda empat, mulai diberlakukan hari ini, Selasa 1 Maret 2016.
Akibat penurunan tarif, sejumlah perusahaan penyedia jasa penyeberangan pun mengeluh, dan mengancam akan segera menutup pelayaran kapal mereka yang melayani Pelabuhan Tajung Perak-Kamal.
Kepala Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Jawa Timur, Khoiri Sutomo, Selasa 1 Maret 2016, mengatakan penurunan tarif itu tentu akan semakin membuat para pengusaha pelayaran, khususnya yang selama ini melayani rute Tanjung Perak-Kamal, semakin terpuruk.
Sebab, sejak dibukanya Jembatan Suramadu, jumlah kapal yang melayani penyeberangan di tempat itu semakin menurun.
“Sebelum ada Jembatan Suramadu, itu kapal yang melayani ada 14 unit. Tapi sejak ada Suramadu, sekarang hanya menjadi empat unit saja. Saya yakin, jumlah itu akan kembali berkurang dengan adanya penurunan tarif tersebut,” kata Khoiri, saat ditemui di kantornya di Surabaya.
Khoiri menjelaskan, saat ini, para pengusaha pelayaran di tempat itu setiap harinya mengalami hilangnya potensi pendapatan mencapai Rp385 juta.
Baca Juga :
Jumlah itu berdasarkan jumlah kendaraan roda dua dan roda empat yang biasanya menyeberang menggunakan kapal, yang mencapai lebih dari 35 ribu kendaraan.
Karena itu, Khoiri mendesak pemerintah, agar segera memberikan solusi terkait masalah itu. Salah satunya, adalah dengan memberikan subsidi kepada perusahaan penyedia jasa penyeberangan.
“Transportasi lain saja diberikan, seperti TransJakarta, dan pesawat perintis di Bawean. Lalu, kenapa kami tidak? Kalau memang tidak diberikan, maka dalam waktu hitungan hari saja kami semua akan menutup, dan menarik semua kapal, serta mengalihkannya ke jalur lain,” tegas Khoiri.
Sementara itu, Kepala Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Pelabuhan Tanjung Perak, Elvy Yosa, mengatakan terkait masalah itu, pihaknya sudah mengirimkan surat kepada direksi.
Surat itu berisi perkembangan terkini yang sedang dialami oleh para pengusaha jasa penyeberangan.
“Semoga segera mendapatkan respons, karena kalau tidak, maka akan banyak perusahaan penyeberangan yang menutup jalur Pelabuhan Tanjung Perak-Kamal,” ujar Elvy. (asp)