Dirut PLN Sebut Bangun PLTU Sulit Pakai TKDN

Dirut PLN, Sofyan Basir.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA.co.id - Pemerintah menekankan penggunaan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk proyek-proyek strategis harus ditingkatkan. Hal ini dilakukan, untuk mendukung daya saing pengusaha dalam negeri. 

Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir, Senin 29 Februari 2016, mengungkapkan, kebijakan itu sulit dilakukan dalam implementasi proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
 
Namun, menurutnya penggunaan lokal konten untuk proyek 35 ribu Mega watt akan terus ditingkatkan. "Kalau PLTU itu komponen lokalnya masih 20 persen," kata Sofyan di Jakarta. 
 
Meskipun demikian, Sofyan mengatakan, ada perkembangan yang bagus bahwa penggunaan konten lokal untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sudah cukup baik. Masing-masing, saat ini memiliki porsi 60 persen dalam penggunaan TKDN.
 
"Karena memang lebih banyak infrastruktur dalam bangun sungai, bendungan, transmisi TKDN-nya hampir 90 persen untuk 46 ribu km transmisi. Jadi, sebenarnya penggunaan TKDN itu sangat besar di 35 ribu MW (Mega watt),"ucap dia. 
 
Menurutnya, penggunaan konten lokal dalam proyek PLTU masih sulit terwujud, karena bahan baku masih di diproduksi di luar negeri. Teknologinya pun masih sangat mahal jika diimplementasikan di dalam negeri.    
 
"Memang mesin-mesin rekayasa industrinya dibangun oleh dari Jepang, China, beberapa negara," kata dia. (asp)