Batik Pewarna Alami Ciwaringin Didorong Mendunia
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id - PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk, unit Palimanan berambisi mempromosikan produk perajin batik lokal pewarna alami Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat, agar dikenal oleh pasar dunia.
Melalui program tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/CSR), Indocement telah melakukan pendampingan terhadap para perajin batik tulis Ciwaringin sejak 2010.
General Manager Operation Indocement Tunggal Prakarsa Unit Palimanan, Budiono Hendranata, mengatakan selama lima tahun terakhir, pihaknya mengenalkan pewarna alami untuk kain batik yang ramah lingkungan kepada pengrajin batik.
"Sejak 2012, kami telah mendukung ratusan perajin batik tulis untuk menggunakan pewarna alami. Kita berikan pendampingan, fasilitas, dan event pameran bagi mereka," kata Budiono di sela kunjungan media Jawa Tengah, Sabtu 27 Februari 2016.
Batik tulis pewarna alam Ciwaringin telah ada sejak tahun 1983 silam. Namun, potensi masyarakat itu semakin tergerus arus global dan tidak banyak dikenal di Indonesia. Parahnya lagi, batik lokal ini semakin tersingkir oleh banyaknya batik cap dan batik printing dari luar dengan pewarna sintetis.
"Kita carikan solusi dan dukungan bagi perajin dengan pembinaan dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Tetapi, sekarang mereka sudah berinovasi dan melahirkan motif dan pewarna alami yang layak jual," beber dia.
Tercatat, ada 120 perajin batik tulis di Desa Ciwaringin yang aktif berkarya. Dari jumlah itu 53 perajin di antaranya sudah bergabung dengan koperasi binaan Indocement Tunggal Prakarsa Unit Palimanan.
Staf GMO Indocement Tunggal Prakarsa, Anita Kusuma Wardhani menambahkan, pemasaran batik tulis berpewarna alami asal Desa Ciwaringin sudah sampai ke Jakarta, Medan, dan Sulawesi. Bahkan, beberapa waktu ke depan akan siap dipasarkan ke berbagai negara dunia.
"Omzet dari koperasi perajin batik tulis Anugrah Batik tiap bulan bisa mencapai Rp50 juta," ujarnya.
Anis (32), salah perajin batik Ciwaringin mengaku dalam sebulan perajin akan menghasilkan 13 potong batik tulis pewarna alam. Lamanya proses pembuatan batik Ciwaringin ini menjadi nilai ekonomi batik pewarna alam ini cukup mahal.
"Harga per potong antara Rp350 ribu sampai Rp450 ribu, tergantung motifnya. Karena, waktu pewarnaan alami ini butuh waktu lama agar ramah lingkungan," ujar dia.
Adapun motif batik yang dihasilkan antara lain, motif liris, pring sedapur, dlorong, pecutan, ganggengan, merak-merakan, dan motif kupu-kupu. Motif batik itu didukung dengan 25 jenis tumbuhan pewarna alam. Seperti kulit manggis dan rambutan, daun mangga, daun jambu, kulit batang mahoni, jengkol, sabut kelapa, serta jalawe.
"Kini, kita sudah mulai jual batik khas Ciwaringin secara online serta kerja sama dengan pelaku wisata," kata ibu tiga anak itu. (asp)