Apple vs FBI, Keamanan iPhone Tak Bisa Dijebol
- REUTERS/Jason Lee
VIVA.co.id – Apple terus memberikan perlawanan dalam 'perang panas' dengan Biro Penyelidikan Federal Amerika Serikat (FBI). Sebagai respons tekanan FBI untuk membuka sistem keamanan iPhone, Apple kini sedang mengembangkan pengukuran keamanan baru. Keamanan baru tersebut dikembangkan oleh para insinyur Apple.
Sumber yang dekat dengan perusahaan menyebutkan, dengan pengembangan keamanan tersebut, Apple yakin nantinya FBI tidak akan mungkin menjebol sistem iPhone.
Dikutip dari New York Times, Kamis, 25 Februari 2016, para pakar meyakini Apple akan mampu memperbarui keamanannya dengan sangat berkualitas. Jika Apple berhasil, menurut para ahli, maka produsen iPad itu akan menciptakan tantangan teknik signifikan bagi badan penegak hukum sampai pemerintahan Amerika Serikat.
Perlawanan Apple atas permintaan FBI itu langsung ditegaskan oleh Chief Executive Officer (CEO) Apple, Timothy D Cook, Rabu, 24 Februari 2016 dalam sebuah wawancara khusus bersama ABC News.
"Untuk semua orang yang ingin memiliki suara tapi mereka takut, kami berdiri. Kami berdiri untuk pelanggan kami, karena melindungi mereka adalah tugas kami," kata bos Apple tersebut.
Salah satu eksekutif Apple yang meminta ditulis secara anonim menjamin perusahaan akan terus meningkatkan keamanan. Sementara sumber yang dekat dengan Apple menjelaskan sebenarnya Apple sudah mengerjakan solusi keamanan jauh sebelum serangan teror San Bernardino.
Pakar independen mengatakan mereka telah membicarakan informal soal kerentanan keamanan iPhone dengan insinyur Apple selama sepekan lalu. Namun tidak diketahui secara pasti bagaimana langkah Apple untuk menambal celah keamanan tersebut. Pakar keamanan yang telah mempelajari keamanan iPhone mengatakan secara teknis Apple masih bisa terus memperbaiki keamanan ponsel pintarnya.
"Mungkin ada 50 ide berbeda yang kami kirimkan ke Apple," kata Jonathan Zdziarski, seorang peneliti keamanan.
Diketahui pengadilan federal setempat telah memerintahkan Apple untuk menuliskan dan menginstal kode sumber yang dibutuhkan FBI. Tapi Apple menantang hal tersebut. Perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs itu telah mengerahkan pengacaranya untuk mengajukan banding di pengadilan pada Jumat besok.
Diberitakan sebelumnya, desakan FBI agar Apple membuka akses keamanan atau backdoor Apple guna menyelidiki data iPhone 5c yang digunakan oleh Syed Rizqan Farook, terdakwa peristiwa bom San Bernardino, Amerika Serikat. Kala itu, Desember 2015, serangan tersebut menewaskan 14 orang.
Permintaan FBI untuk memasuki sistem keamanan perangkat iPhone nantinya, untuk mencari informasi berharga tentang plot teror, apakah Farook beserta istrinya, Tashfeen Malik, menerima bantuan dari pihak lain yang belum terungkap oleh FBI.