Bikin Ribuan Sapi 700 Kg, Kemenristek Kucurkan Rp9 Miliar
Selasa, 23 Februari 2016 - 15:24 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Mitra Angelia
VIVA.co.id – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, mangatakan dana yang digelontorkan untuk teknologi pengembangan sapi lokal unggul di Kabupaten Enrekang, Makassar mencapai Rp9 miliar.
"Dana, sudah kami alokasikan melalui Ditjen Penguatan Inovasi tahun ini Rp9 miliar, tujuannya agar peternakan lebih baik," ujar Menteri Nasir saat konferensi pers di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Selasa, 23 Februari 2016.
Baca Juga :
Dirjen Penguatan Inovasi, Kemenristek Dikti, Jumain Appe, menjelaskan kuncuran dana Rp9 miliar tersebut salah satunya digunakan untuk membeli 250 ekor sapi betina, yang kemudian dijadikan induk bagi bibit unggul Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sapi bibit unggul itu diketahui telah dibentuk 'semen beku'.
"Jadi di sini telah ada 250 ekor sapi lokal unggul (Bali Pollet). Kemudian kami beli lagi 250 ekor sapi betina, jadi 500 ekor sapi betina. Induk unggul itu akan kita inseminasi embrio betina, jadi kita hasilkan induk dulu, betina semua," ujar Jumain kepada VIVA.co.id.
Jumain melanjutkan, total dalam tiga tahun ke depan diharapkan sudah berjumlah seribu ekor betina. Setelah itu, akan dilakukan inseminasi embrio jantan. "Jadi lima tahun ini kita harapakan sudah 2 ribu (jantan dan betina)," katanya.
Kemenristekdikti dan LIPI bekerja sama untuk menciptakan bibit unggul sapi lokal, guna mengembangkan kembali sapi lokal. Bibit yang telah dibuat bisa menghasilkan bobot sapi lokal dari 500 hingga 800 kilogram.
Penerapan bibi sapi unggul lokal ini sudah berhasil dilakukan oleh PT Karya Anugerah Rumping (KAR), Bogor, di Bandung, Bali, NTB, NTT, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pengembangan kemudian dilanjutkan di Sulawesi Selatan yang berpusat di Kabupaten Enrekang dengan luas area 250 hektar.
Para peternak dibimbing oleh Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam lokasi yang disebut nama Maiwa Breeding Centre (MBC), LIPI menetapkan MBC sebagai kawasan Techno Park, yang berfungsi sebagai pusat penelitian pembibitan, pengembangan dan pusat ilmu pengetahuan.
Peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Syahruddin Said sebelumnya, menyatakan teknologi pembibitan sapi unggul lokal yang dibuat oleh LIPI terbilang sederhana. Para peniliti memilah bibit induk sapi yang unggul. Kemudian, sperma diambil, dan peneliti memisahkan antara bibit jantan dan betina dari sapi tersebut.
Setelah itu, bibit sapi yang telah dipisah, disimpan dengan cara dibekukan pada suhu di bawah 160 derajat celcius dengan ditambahkan nitrogen. Sperma akan bisa hidup selama cairan nitrogen masih ada. (ase)