Menko Rizal Mengaku Sering Diberi Misi Khusus
Kamis, 18 Februari 2016 - 18:28 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, mengakui selalu menerima tugas khusus semenjak ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi anggota Kabinet Kerja. Salah satunya, membenahi masalah kemaritiman yang ada di Indonesia.
Bahkan, Rizal mengatakan, bukan hanya pada era Jokowi ia selalu diberikan misi khusus. Saat menjabat sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Kabulog) di pemerintahan mendiang Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur), ia juga diberikan tugas khusus.
"Jadi saya suka seperti zaman Gusdur, suka dikasih special mission. Misalnya waktu itu jadi Kabulog, Gusdur telepon bilang, kamu benahi itu proyek IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara)," ujar Rizal di kantor Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Jakarta, Kamis 18 Februari 2016.
IPTN yang ketika itu diamanatkan kepada BJ Habibie, tengah mengalami masalah. IPTN tengah mengalami kerugian ratusan miliar, bahkan saat itu Dana Moneter Internasional (IMF) meminta IPTN untuk segera tutup.
Rizal menambahkan, ketika itu saat diminta Gusdur, dirinya masih menolak. Karena menurutnya, pihak yang seharusnya mengatasi permasalah IPTN adalah Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau Kementerian Perindustrian.
"Saya bilang sama Gusdur, kalau dia salah telepon. Karena saya saat itu ketua Bulog. Tapi, Gusdur bilang, enggak. Saya maunya kamu (Rizal Ramli). Saya masih ngeles, apa kata orang nanti, Kepala Bulog ikut beresin penerbangan," katanya.
Namun, setelah itu dirinya menyetujui untuk membenahi IPTN. Kemudian sesuai arahan Gusdur, masalah yang melilit IPTN bisa sedikit-sedikit teratasi. Tak hanya itu, Rizal juga telah mengubah nama IPTN menjadi PT Dirgantarta Indonesia.
"Akhirnya saya di Bulog, saya beresin. Direksinya saya ganti dengan yang muda-muda, penerusnya Habibie. Ternyata hanya dalam waktu lima tahun yang tadinya rugi ratusan miliar menjadi untung US$16 miliar," ujar Rizal. (ren)
Baca Juga :
Bahkan, Rizal mengatakan, bukan hanya pada era Jokowi ia selalu diberikan misi khusus. Saat menjabat sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Kabulog) di pemerintahan mendiang Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur), ia juga diberikan tugas khusus.
"Jadi saya suka seperti zaman Gusdur, suka dikasih special mission. Misalnya waktu itu jadi Kabulog, Gusdur telepon bilang, kamu benahi itu proyek IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara)," ujar Rizal di kantor Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Jakarta, Kamis 18 Februari 2016.
IPTN yang ketika itu diamanatkan kepada BJ Habibie, tengah mengalami masalah. IPTN tengah mengalami kerugian ratusan miliar, bahkan saat itu Dana Moneter Internasional (IMF) meminta IPTN untuk segera tutup.
Rizal menambahkan, ketika itu saat diminta Gusdur, dirinya masih menolak. Karena menurutnya, pihak yang seharusnya mengatasi permasalah IPTN adalah Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau Kementerian Perindustrian.
"Saya bilang sama Gusdur, kalau dia salah telepon. Karena saya saat itu ketua Bulog. Tapi, Gusdur bilang, enggak. Saya maunya kamu (Rizal Ramli). Saya masih ngeles, apa kata orang nanti, Kepala Bulog ikut beresin penerbangan," katanya.
Namun, setelah itu dirinya menyetujui untuk membenahi IPTN. Kemudian sesuai arahan Gusdur, masalah yang melilit IPTN bisa sedikit-sedikit teratasi. Tak hanya itu, Rizal juga telah mengubah nama IPTN menjadi PT Dirgantarta Indonesia.
"Akhirnya saya di Bulog, saya beresin. Direksinya saya ganti dengan yang muda-muda, penerusnya Habibie. Ternyata hanya dalam waktu lima tahun yang tadinya rugi ratusan miliar menjadi untung US$16 miliar," ujar Rizal. (ren)