Kemenperin Dukung Ekspansi Industri Perawatan Pesawat
Kamis, 18 Februari 2016 - 10:05 WIB
Sumber :
- Pixabay
VIVA.co.id - Kementerian Perindustrian mendukung ekspansi perusahaan Indonesia yang berbisnis di sektor perawatan dan perbaikan pesawat (maintenance, repair, and overhaul).
Langkah tersebut, dinilai efektif untuk membuka lapangan kerja, serta transfer pengetahuan dan teknologi.
"Selain menguntungkan bagi perusahaan terkait, (ekspansi ini) juga menciptakan pasar bagi komponen pesawat Indonesia untuk masuk memasok kebutuhan suku cadang," kata Menteri Perindustrian, Saleh Husin, dikutip dalam keterangannya, Kamis 18 Februari 2016.
Saleh mengatakan, pengembangan industri perawatan dan perbaikan pesawat di Indonesia memiliki momentum yang tepat. Alasannya, bisnis jasa transportasi udara terus tumbuh.
Dia menilai, perusahaan penerbangan lokal maupun asing yang beroperasi di Indonesia dan sumber daya manusia (SDM)-nya telah mampu melayani kebutuhan perawatan pesawat.
Dia menjelaskan, beberapa perusahaan perawatan dan perbaikan pesawat, seperti PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia, dan Lion Group, siap mengembangkan sayapnya. Misalnya, Garuda Maintenance Facility dan PT Bintan Aviation Investment tengah mengembangkan industri perawatan dan perbaikan pesawat di Bintan, Kepulauan Riau. Lokasi pengembangan industri itu dinilai tepat.
"Pemilihan lokasi ini tepat, karena dekat dengan Singapura dan kawasan itu merupakan sumbu lalu lintas udara. Pasarnya ada di situ," kata dia.
Saleh melanjutkan, pemerintah mendorong pengembangan industri perawatan, perbaikan, dan komponen pesawat, lewat insentif fiskal dan nonfiskal.
Dia berharap, insentif tersebut bisa menggenjot investasi dan mempercepat realisasi pembangunan fasilitas perawatan pesawat.
Baca Juga :
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan, mengatakan wilayah Indonesia yang luas dan terdiri dari ribuan pulau membutuhkan transportasi udara, sehingga mendukung pengembangan industri perawatan, perbaikan, dan komponen pesawat.
"Langkah Garuda Maintenance Facility dan perusahaan lain, termasuk produsen komponen membuat kita semakin percaya diri bahwa kita mampu memenuhi kebutuhan industri transportasi udara," kata dia.
Putu menambahkan, pasar bisnis perawatan pesawat di Indonesia diperhitungkan sangat besar. Salah satu gambarannya, 60 persen perawatan pesawat komersial yang beroperasi di Indonesia, dilakukan di luar negeri.
"Selain itu, industri perawatan pesawat merupakan industri padat modal dan padat karya dengan ketrampilan khusus," kata Putu. (asp)