Kawasan Industri Gresik Siap Serap 100.000 Tenaga Kerja
Senin, 15 Februari 2016 - 06:24 WIB
Sumber :
- Istimewa
VIVA.co.id
- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong percepatan pembangunan kawasan industri Java Integrated Industrial Ports and Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.
Kawasan industri terpadu tersebut akan menjadi percontohan bagi pengembangan 14 kawasan industri prioritas di luar Pulau Jawa.
Menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin, JIIPE dikategorikan sebagai kawasan industri generasi ketiga karena mampu menjadikan kota industri baru yang modern dan mandiri.
“Kawasan industri generasi ketiga itu tidak hanya dipenuhi dengan pabrik-pabrik, tetapi juga dilengkapi dengan kawasan pemukiman, bisnis, pendidikan, hiburan dan olahraga,” kata Saleh dikutip dari laman Kemenperin, Senin 15 Februari 2016.
JIIPE merupakan kerjasama antara PT. Pelindo III dan PT AKR Corporindo Tbk yang memiliki luas hingga 2.933 hektare (ha) dengan total investasi mencapai Rp50 triliun, yang terdiri atas kawasan pelabuhan seluas 406,1 ha, lahan industri 1.761,4 ha dan perumahan 765,77 ha.
“Saat ini sekitar 1.400 hektare lahan telah dibebaskan. Selanjutnya, industri yang akan dikembangkan dalam kawasan JIIPE antara lain heavy industry, CPO based industry, medium industry, light industry dan automotive industry,” tutur Saleh.
Jika telah beroperasi penuh, kawasan ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 100.000 tenaga kerja. Saat ini dalam tahap konstruksi, JIIPE telah melibatkan sebanyak 3.000 tenaga kerja langsung, dimana 90 persen berasal dari masyarakat sekitar.
“Selain itu, dengan beroperasinya JIIPE diharapkan dapat menurunkan biaya logistik hingga 10-20 persen dari total biaya produksi,” kata Saleh. Hal tersebut dikarenakan JIIPE dibangun dengan mengedepankan integrasi antara kawasan industri dengan infrastruktur logistik yang meliputi pelabuhan, jaringan kereta api dan jalan tol.
Saleh menyampaikan, JIIPE telah mengusulkan pembangunan rel kereta api sepanjang 12 km dari JIIPE ke stasiun terdekat. “Saat ini JIIPE sedang menyusun studi kelayakan rencana tersebut,” ujarnya.
Di samping itu, JIIPE juga berencana membangun tiga pembangkit listrik yang terdiri atas PLTG 15 MW (konstruksi mulai Q1 2017), PLTG 500 MW (konstruksi mulai Q4 2018), PLTB 600 MW (konstruksi mulai Q4 2020).
“Kondisi saat ini lahan untuk pembangunan pembangkit listrik 15 dan 500 MW telah siap dan sedang menunggu surat rekomendasi dari Gubernur Jawa Timur untuk mengurus perizinan pengajuan wilayah usaha listrik di BKPM,” papar Saleh.
Mengenai pasokan gas ke JIIPE, baik PT. PGN dan PT. Pertagas telah mendukung penyediaan gas di kawasan tersebut. “SKK Migas mengusulkan untuk sumber gas dapat dipasok dari lapangan Bontang dan Tangguh,” kata Saleh. Sementara itu, guna meningkatkan efisiensi kegiatan ekspor dan impor, JIIPE berencana untuk mengajukan diri sebagai Pusat Logistik Berikat.
Terkait pembangunan pengolahan limbah B3, Saleh menambahkan, saat ini terdapat usulan rencana pembangunan pengolahan limbah B3 di Lamongan sedangkan untuk rencana lokasi di Mojokerto masih dalam tahap penyusunan studi kelayakan.
Menperin mengharapkan, pembangunan kawasan industri JIIPE akan memacu pertumbuhan ekonomi lokal dan mampu menjawab berbagai tantangan yang ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan.
Pasalnya, Menperin meyakini, kemajuan sektor industri harus didukung dengan penyediaan kawasan industri yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas infrastruktur pendukung industri, sehingga mampu menjadikan industri memiliki daya saing.
Baca Juga :
“Untuk itu, penyediaan kawasan-kawasan industri menjadi salah satu prioritas dalam program pembangunan industri nasional ke depan,” kata dia. (ren)