Strategi Pemerintah Kembangkan Pariwisata Danau Toba
Minggu, 14 Februari 2016 - 00:12 WIB
Sumber :
- ANTARA/Irsan Mulyadi
VIVA.co.id
- Presiden Joko Widodo menginginkan pertumbuhan industri pariwisata bisa semakin diakselerasi, demi mendorong tumbuh kembangnya usaha kecil menengah dan industri kreatif, sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan yang baru.
Tak tanggung-tanggung, 10 destinasi wisata prioritas akan digenjot habis-habisan oleh pemerintah salah satunya pariwisata di Danau Toba. Presiden meminta agar konektivitas dan aksesibilitasnya segera diperbaiki, baik itu yang berkaitan dengan pelabuhan, bandara, sampai dengan jalan raya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, pemerintah memiliki strategi khusus dalam mengembangkan Danau Toba sebagai sektor pariwisata yang mampu bersaing di kancah internasional. Apa strateginya?
Menilik dari sejarah Danau Toba, Darmin menjabarkan, danau vulkanik yang berada di provinsi Sumatera Utara tersebut ribuan tahun yang lalu sempat menggegerkan dunia. Pada waktu itu, letusan vulkanik Danau Toba bahkan sempat merubah iklim cuaca dunia.
Baca Juga :
"Konon, debu dari Danau Toba waktu meletus 74 ribu tahun yang lalu, ditemukan di India dan negara lain. Serpihan sedimen yang ditemukan. Pada waktu itu, ini sempat mengubah cuaca dunia," ujar Darmin saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu malam, 13 Februari 2016.
Sementara disisi lain, keindahan yang terpampang nyata dari Danau Toba pun sampai saat ini masih menarik minat bagi wisatawan domestik, bahkan asing. Kedua aspek inilah yang rencananya akan dikombinasikan pemerintah, untuk menjadikan Danau Toba sebagai lokasi pariwisata strategis.
"Danau Toba bukan hanya indah, tetapi sejarahnya juga hebat. Sehingga, ini merupakan suatu kombinasi yang bisa menarik perhatian banyak orang. Patut dicoba. Ini sektor pariwisata yang akan menarik banyak orang," kata dia.
Namun di sisi lain, Darmin mengakui bahwa tidak semua rencana pemerintah dalam mengembangkan sektor pariwisata berjalan mulus. Salah satu contoh yang bisa diambil, adalah Tanah Toraja yang pernah menjadi perbincangan hangat para turis di era 80-an. Namun sekarang, nama Toraja seakan hilang ditelan bumi.
"Kita harus menyadari, ada daerah pariwisata yang berhasil, ada yang tidak. Di Sulawesi itu ada Toraja. Dulu pernah populer, sekarang hampir tidak terdengar. Karena apa? Kurang berhasil. Mungkin kurang dirancang dan dikembangkan. Jangan sampai Danau Toba seperti itu," tegasnya.