ESA: Selamat Tinggal untuk Robot Philae!

Pendaratan wahana robot Philae di atas permukaan komet 67P / Churyumov-Gerasimenko (Reuters/ESA/Rosetta)
Sumber :
  • REUTERS / ESA / Rosetta

VIVA.co.id – Badan Antariksa Eropa (ESA) akhirnya angkat tangan untuk mencoba mengontak robot Philae, yang ada di permukaan komet 67P/Churyumov-Gerasimenko atau komet 67P.

Robot tersebut telah tertidur panjang setelah mendarat di permukaan komet pada pertengahan November 2014. Setelah setahun tiga bulan berada di permukaan komet tersebut, robot tersebut kian tertidur dan belum menunjukkan tanda-tanda bangun, merespons sinyal dari bumi ataupun pesawat induknya, Rosetta, yang mengorbiti komet itu.

"Peluang Philae untuk mengontak tim kami sayangnya hampir nihil. Kami tidak dapat mengirim perintah lagi dan ini akan sangat mengejutkan jika kami menerima sinyal lagi," kata Stephen Ulamec, Manajer Proyek pendaratan dikutip dari situs ESA, Sabtu 13 Februari 2016.

Diketahui Philae terakhir kali memunculkan sinyal pada Juli 2015, namun sejak itu tak ada tanda-tanda kehidupan lagin dari robot sebesar mesin cuci tersebut.

Tim Philae yang terdiri dari insinyur dan peneliti di pusat antariksa Jerman, Prancis, Italia serta negara Eropa lainnya sebenanrnya telah menyelidiki secara luas untuk memahami status robot tersebut. Namun hasilnya robot itu tetap tertidur panjang.

Peneliti ESA sebenarnya sangat berharap Philae bisa merespons komunikasi dan mengirimkan sinyal pada akhir Januari lalu. Sebab pada akhir bulan lalu, orbit komet 67P berada pada posisi bagus untuk mendapatkan paparan matahari, sehingga cukup untuk mengisi panel surya dan daya baterai robot tersebut.

Pada akhir Januari, komet diperkirakan akan berjarak 330 juta kilometer dari matahari dan suhu permukaan komet diperkirakan kurang dari 52 derajat celsius. Tapi sayangnya, suhu itu pun masih tidak memungkinkan untuk mengoperasikan Philae.

Jalan panjang Philae di komet memang dimulai saat mendapat pada 12 November 2014. Philae berhasil mendarat meski tak sesuai yang direncanakan. Robot tak mendarat mulus, memantul beberapa kali hingga berhenti di dekat tebing, titik yang tak ideal untuk mendapatkan paparan sinar matahari.

Karena posisinya terhalang dari sinar matahari, pada 15 November, baterai robot mulai makin habis. Praktis, Philae hanya bisa memberikan dan mengumpulkan data selama 60 jam saja sejak mendarat di permukaan komet.

Akibat data baterai habis, Philae pun tertidur lama selama tujuh bulan. Pada 13 Juni 2015, ESA mengatakan Philae mengalami aktivasi kembali tapi sayangnya pada 9 Juli 2015, ESA hilang kontak dengan Philae.

Paa 13 Agustus 2015, komet berada pada titik terdekat dengan matahari, tapi momentum itu pun tak mampu dimanfaatkan untuk membangunkan Philae.

Memasuki 2016, Philae belum menunjukkan tanda-tanda bangun. Pada 10 Januari 2016, ESA mengalami kegagalan untuk menggerakkan robot tersebut.

Penghujung Januari 2016, komet bergerak menjauhi matahari dengan kecepatan 24 kiometer per detik. Sinar matahari dan suhu makin menurun secara tajam, kondisi ini membuat Philae disebutkan sebentar lagi sudah tak berfungsi.

Jika misi berjalan sukses, sebenarnya Philae dijadwalkan mengakhiri misi pada September 2016. Namun kini, kondisi Philae sudah 180 derajat, dunia seakan bersiap mengucapkan selamat tinggal untuk Philae.