Risiko Banjir Kian Tinggi, Ini 'Jurus' Pemerintah

Ilustrasi/Banjir
Sumber :
  • ANTARA/Aprionis

VIVA.co.id – Puncak musim hujan tahun ini sulit diprediksi. Karena sulit diprediksi, risiko banjir pun kian bertambah. Banyak warga yang akan dirugikan akibatnya.
 
Guna mengatasi hal itu, Badan Nasional Penanggulan Bencana bekerja sama dengan lembaga pemerintah di antaranya Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan lembaga terkait lainnya.

Kerja sama tersebut berupa penandatangan nota kesepahaman (MoU) untuk lembaga pemerintah itu saling berbagi data mengenai potensi banjir di tiap wilayah Indonesia.
 
“(Tujuan utama), mengurangi indeks risiko bencana, melakukan upaya kesiapsiagaan, membangun sistem peringatan dini. Kami butuh data sebagai dasar fundamental,” ujar Direktur Kesiapsiagaan BNPB, Medi Herlianto kepada VIVA.co.id di Gedung BPPT, Rabu, 10 Februari 2016.
 
Medi mangatakan, dengan adanya kerja sama tersebut, maka memudahkan BNPB untuk menganalisa wilayah yang kemungkinan akan ditimpa banjir.
 
Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lapan, Rokhis Komarudi, mengatakan dari lembaganya akan menyerahkan tiga data terkait banjir yang mereka punya. Pertama, Lapan selama ini memantau banjir harian di setiap wilayah yang berpotensi banjir.
 
“Kami sudah punya sistem untuk itu dari citra satelit, dengan resolusi temporal yang tiap jam sekali,” kata Rokhis.
 
Kedua, Lapan punya data mozaik, yakni data perubahan lahan dari 2000 hingga 2015.
 
“Karena perubahan lahan sangat penting dalam risiko banjir, karena daerah yang mengalami perubahan yang cukup besar, itu akan berpotensi meningkatnya banjir di suatu wilayah,” ungkapnya.
 
Ketiga, Rokhis mengatakan, data lain yang dimliki Lapan yaitu suplai data resolusi tinggi jika terjadi bencana di suatu wilayah.
 
“Jika terjadi banjir kami analisis dari citra tinggi,” tuturnya. (ase)