Harga Minyak Masih Tersungkur

Ladang minyak/Ilustrasi.
Sumber :
  • CNBC
VIVA.co.id
- Harga minyak mentah dunia turun dua persen pada perdagangan Kamis atau Jumat waktu Indonesia, pelemahan dolar yang dibayangi skeptisisme bahwa upaya anggota OPEC  melobi produsen minyak mentah untuk menurunkan produksi bersama akan berhasil.

Dilansir dari laman CNBC, Jumat 5 Februari 2016, dolar memperpanjang penurunan di hari kedua membuat harga komoditas tersungkur.

Indeks dolar menyentuh angka terendah dalam 15 minggu dan melanjutkan keraguannya bahwa Federal Reserve (Bank Sentral AS) akan mampu menaikkan suku bunga tahun ini.

Minyak AS merugi sedikit setelah adanya laporan bahwa Gedung Putih bakal mengajukan tambahan biaya sebesar US$10 per barel pada minyak mentah dalam anggaran negara 2017.

Minyak mentah Brent ditutup 1,6 persen, atau 58 sen, lebih rendah menjadi US$34,46 per barel, setelah diperdagangkan antara US$34,15 dan US$35,84. 

Minyak mentah AS juga berakhir lebih rendah, turun 56 sen, atau 1,7 persen, ke level US$ 31,72 setelah diperdagangkan antara US$31,53 dan US$ 33,60. West Texas Intermediate (WTI) berakhir  turun 54 sen menjadi US$31,74.

Ada spekulasi tentang kemungkinan pembicaraan antara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen minyak lain untuk memangkas produksi memicu volatilitas di pasar minyak.

Menteri Perminyakan Venezuela Eulogio del Pino mengatakan, ia memiliki rencana yang dinilai baik dan produktif menjelang pertemuan dengan Qatar.

Selain itu Del Pino juga dijadwalkan bertemu Menteri Perminyakan Saudi Ali al-Naimi pada hari Minggu sebagai bagian dari tur produsen minyak untuk melobi guna meningkatkan harga minyak yang mendekati level terendah sejak 2003.