Indonesia Timur Darurat Listrik, Sering Padam
Rabu, 3 Februari 2016 - 16:20 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi VII, Kurtubi, menyebut bahwa wilayah Indonesia timur telah memasuki 'darurat listrik'.
Dia berani menyebut darurat listrik karena terjadinya pemadaman listrik yang berlarut-larut.
Berlandaskan hal itu, dia meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) agar responsif dan secepatnya memberikan solusi menangani masalah itu.
"Pemerintah agar responsif menanggapi betapa parahnya listrik di tujuh provinsi ini, seperti NTT (Nusa Tenggara Timur), NTB (Nusa Tenggara Barat), Maluku, dan seterusnya. Konkret saja, konstituen atau rakyat NTB minta dipercepat solusi pemadaman jangan sampai berlarut-larut, masak sehari bisa dua sampai tiga kali. Mati dari jam 10.00 sampai 18.00 sore. Boleh dibilang ini darurat listrik," katanya, saat rapat kerja bersama jajaran Kementeriaan ESDM di komisi VII DPR, Rabu, 3 Februari 2016.
Dia mengatakan, rencana pemerintah yang akan mendatangkan vessel marine power plan agar segera diwujudkan. Pihaknya mendorong Kementerian ESDM untuk merealisasikan program itu demi mengatasi masalah ini dalam waktu dekat.
"Solusi secepatnya, kami dengar mau didatangkan vessel marine power plan, itu kalau bisa NTB dipercepat. Ini solusi jangka pendek. Orang sana berfikir dari manapun datang listriknya yang penting ada solusi jangka pendek. Ini amat sangat terganggu rakyat sana karena amat sering pemadaman," ujarnya.
Dia menjelaskan, selama ini khususnya wilayah NTB minim sumber daya untuk mendukung pemenuhan listrik secara swadaya.
Menurutnya, selama ini perusahaan setrum negara itu kurang memperhatikan fokus kekurangan listrik di Indonesia Timur.
Baca Juga :
"Untuk jangka panjangnya tetap harus dibangun infrastruktur berupa pembangkit yang lebih banyak lagi oleh PLN. Kalau PLN tidak mampu kenapa swasta tidak didorong terus?," kata dia.
Selain itu, dia menilai, adanya potensi energi geotermal di NTB agar dapat menjadi perhatian pemerintah untuk segera mendorong investor untuk segera mewujudkan penggunaan energi tersebut.
"Ini yang perlu mendapat perhatian pemerintah untuk bisa segera dimanfaatkan dengan mendorong investor memberikan insentif, sehingga ketergantungan kepada energi primer dari luar bisa dikurangi, karena NTB tidak punya batubara, tidak punya gas," kata dia. (ren)