Survei: Institusi Bisnis Lebih Dipercaya dari Pemerintah
Rabu, 3 Februari 2016 - 14:21 WIB
Sumber :
- damarque.com
VIVA.co.id
- Perusahaan
public relations
, Edelman, melakukan survei Edelman Trust Barometer 2016, yang menyimpulkan bahwa masyarakat secara konsisten menaruh kepercayaan tertinggi terhadap bisnis, melebihi institusi lainnya seperti media, LSM, maupun pemerintah.
Survei menyebutkan, di saat kepercayaan terhadap bisnis tetap stabil dan terjadi kenaikkan satu poin, institusi lainnya mengalami penurunan signifikan.
Kepercayaan terhadap pemerintah berada di angka 58 persen, tujuh poin lebih sedikit daripada periode pasca-pemilu yang sempat meroket hingga 65 persen.
“Hasil tahun ini mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap bisnis, terlepas dari rerata penurunan kepercayaan di institusi-institusi lainnya,” kata CEO Edelman Indonesia, Raymond Siva, dikutip dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 3 Februari 2016.
Raymond mengatakan, masyarakat menilai bisnis sebagai institusi yang paling dapat mereka percaya, serta meyakini bahwa bisnis mampu bertahan walaupun ada perubahan dalam masyarakat, teknologi, atau bahkan pelambatan ekonomi.
Menurutnya, tersemat harapan tinggi pada para pemimpin bisnis untuk memainkan peran lebih besar dalam menyelesaikan isu dan tantangan sosial, serta menjadi motor penggerak Indonesia melalui periode yang penuh ketidakpastian.
“Membangun kepercayaan di tengah-tengah situasi saat ini, apalagi dengan adanya penurunan kepercayaan di Indonesia, membuat kita semakin menyadari pentingnya bagi organisasi, perusahaan, dan merek untuk melindungi, mempromosikan, dan mengembangkan reputasi mereka,” tuturnya.
Baca Juga :
Kepercayaan terhadap CEO adalah tema utama dari Edelman Trust Barometer 2016. Dalam paparannya, sekitar 79 persen dari populasi umum di Indonesia menyatakan, para CEO seharusnya lebih terbuka 'membicarakan isu-isu sosial', 10 poin lebih tinggi daripada 'mendiskusikan hasil finansial'.
Kajian juga mengungkapkan, bahwa masyarakat Indonesia percaya para CEO terlalu berfokus pada 'hasil finansial jangka pendek' dan 'melobi', tetapi tidak cukup 'menciptakan lapangan pekerjaan' dan 'dampak jangka panjang'.
“Setelah melihat ketidakpantasan sikap yang ditunjukkan para pemimpin tertinggi tahun lalu, masyarakat Indonesia menginginkan pemimpin bisnis untuk menjadi contoh bersikap, terutama terkait dengan etika dan transparansi," ungkap Raymond.
Selain itu, mereka mengharapkan bisnis untuk fokus terhadap melindungi dan meningkatkan lingkungan, apalagi setelah bencana asap tahun lalu. (ren)