Soal Ikan Sepat, Prancis Tukar Ilmu dengan Indonesia

MoU kerja sama riset Prancis dan Indonesia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id - Kementrian Riset Tekonologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) bersama dengan pemerintah Prancis, melalui Kedutaan Besar Prancis di Indonesia menandatangani nota kesepahaman (MoU), kerja sama riset ilmiah dan pengembangan teknologi dengan nama Program Nusantara.
 
“Kami terima tawaran baik dari Prancis dalam kolaborasi riset ini, Program Nusantara ini mudah-mudahan bisa kita realisasikan, kita ingin memanfatkan tawaran Prancis untuk mengembangkan riset di Indonesia” ujar Menristekdikti, Mohamad Nasir saat pemaparannya di Gedung Dikti, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Februari 2016.
 
Nasir menjelaskan, Program Nusantara tersebut membuka kesempatan bagi para dosen dan mahasiswa Indonesia untuk bekerja sama dengan para akademisi Prancis.
 
Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemristekdikti Muhammad 4Dimyati mengatakan, sebanyak sepuluh sampai lima belas orang akademisi dari Prancis, baik dosen, peneliti, insinyur dari berbagai bidang ahli akan tinggal di Indonesia selama satu tahun untuk meneliti satu objek yang sama bersama lima belas peneliti Indonesia.
 
"Ada 15 orang dari mereka (Prancis) dan 15 orang dari kita (Indonesia). Mereka akan berdiskusi terlebih dahulu untuk mempelajari objek yang sama, misalnya ikan sepat. Ada tidak ahli dari Prancis. Kalau ada silakan menentukan jenis penelitiannya," ucap Dimyati.
 
Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Corinne Breuze menyebut negaranya mumpuni dalam riset terkai maritim, infrastruktur dan transportasi. Maka dari itu, ia katakan, negaranya ingin bertukar ilmu dengan Indonesia.
 
“Riset adalah suatu yang penting, kerja sama antara Prancis dan negara-negara lainnya,” ungkapnya.
 
Untuk itu, menyatakan sangat senang bisa membantu Indonesia dalam hal riset. “Suatu kerja sama dua arah, kami merasa senang Anda (Indonesia), bersedia mengembangkan program ini,” kata Corinne. (ren)