Kemenristekdikti Soroti Dua Persoalan Riset di Indonesia
- VIVAnews/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Selasa 2 Februari 2016 telah usai mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2016 di Gedung Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek). Rakernas diselenggarakan sejak kemarin, 1 Februari 2016, dengan dibuka langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Menristekdikti, Mohamad Nasir, menyimpulkan hasil rakernas, terdapat dua inti penting. Pertama, mengenai pengembangan sumber daya manusia. Dalam hal ini pemerintah, khususnya Kemenristekdikti akan mengupayakan lahirnya tenaga profesional di Tanah Air.
“Kami lakukan visiting profesor Indonesia, (profesor) dari luar negeri ke dalam negeri, tujuannya untuk meningkatkan pendidikan Indonesia, ini adalah hal yang penting,” tuturnya, ketika ditemui di Gedung Dikti, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Februari 2016.
Lalu, yang kedua, yang tak kalah penting adalah, Kemenristekdikti akan mengupayakan, semua riset yang telah dikembangkan berujung pada hirilisasi. Namun, tak menampik, Nasir menyebut itu memang membutuhkan waktu yang cukup lama.
“The end-nya harus hilirisasi dan komersialisasi, cuma waktunya itu nanti lima tahun, atau 10 tahun, ini harus kita mapping-kan,” ucapnya.
Namun, untuk mempercepat itu, Nasir menambahkan, Kemenristekdikti punya strategi khusus untuk itu. Ia mencontohkan, seperti pengelompokan untuk riset bagi setiap universitas, agar tidak terjadi duplikasi penelitian, sehingga penelitian tidak bergerak.
“Nanti kami kelompokkan, sehingga setiap tahun menghasilkan inovasi apa, biar kelihatan,” tuturnya.