Ikan-ikan di Laut Dikhawatirkan Bakal 'Mabuk dan Teler'
- Reuters
VIVA.co.id - Peneliti di Australia memperkirakan kenaikan karbondioksida bisa berdampak bagi ekosistem laut, khusunya bagi ikan di lautan. Peneliti University of New South Wales, Sydney mengatakan kenaikan karbondioksida bisa membuat ikan menjadi mabuk, teler dan lebih cepat mengalami disorientasi dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Dikutip dari Australian Geographic, Selasa 2 Februari 2016, penelitian yang dilakukan ilmuwan University of New South Wales merupakan studi pertama kali yang mempelajari beragam konsentrasi karbondioksida selama beberapa musim di lautan. Sebelumnya sudah banyak dibahas oleh ilmuwan bahwa pembakaran bahan bakar fosil bakal mengarahkan samudera di dunia menjadi teroksidasi.
Ilmuwan mengatakan meski tampak mabuk, ikan sebenarnya mengalami penderitaan yang disebut hypercapnia. Ini merupakan kondisi akibar masuknya karbondioksida dalam darah ikan.
Penderitaan tersebut terjadi saat konsentrasi karbondioksida dalam lautan mencapai 650 miligram per liter.
"Jika nuansa polusi karbondioksida terus naik, ikan dan mahluk laut lain akan mengalami episode hypercapnia sampai pertengahan abad ini," kata Ben McNeil, ilmuwan iklim UNSW dalam paper penelitiannya.
Dengan demikian, kemungkinan jika konsentrasi karbondioksida terus berlanjut maka ikan dan mahluk laut di lautan Atlantik Utara, Pasifik dan Selatan akan makin terdampak pada 2100.
Disebutkan pada tahun itu, konsentrasi karbondioksida pada berbagai area samudera akan makin menguat 10 kali lipat dibanding tingkat yang ada saat ini. Pada tahun itu juga, diprediksi setengah mahluk di samudera dunia akan terdampak hypercapnia.
Sebelumnya meningkatnya konsentrasi karbondioksida terbukti telah menganggu fungsi penerima saraf di otak ikan. Kondisi teler itu bisa menyebabkan ikan menjadi tak sadar dengan munculnya predator. Ikan juga bakal mengalami disorientasi atau tak mampu untuk mengingat kelompok ikan mereka. Kemudian pada akhirnya, ikan tersebut akan lenyap dari lautan dan tentunya berakibat serius bagi dunia perikanan.
"Sangat sedikit penelitian yang telah dilakukan pada spesies laut terbuka dan kami tak tahu berapa banyak ikan yang akan bereaksi dengan peningkatan karbondioksida yang tinggi," ujar Philip Munday, pakar ekologi Universitas James Cook, Queenland, Australia.
(ren)