Microsoft Uji Pusat Data di Bawah Laut
- www.pcworld.com
VIVA.co.id – Perusahaan teknologi dunia punya tempat favorit untuk membangun pusat data mereka. Lokasi yang dipilih seringkali mewakili konsep efisiensi energi.
Misalnya Facebook. Perusahaan jejaring sosial itu membangun pusat data di Lulea, Swedia dengan pertimbangan lokasinya punya suhu dingin. Lingkungan dingin itu memungkinkan Facebook bisa memotong energi untuk pendinginan pusat data.
Situs besutan Mark Zuckerberg itu juga ingin membangun pusat data di Clonee, Irlandia, yang mana di lokasi itu tersedia energi angin. Sementara pusat data Google di Hamina, Finlandia menggunakan air laut dari Teluk Finlandia untuk mendinginkan pusat data.
Tak mau kalah, dikutip PC World, Senin 1 Februari 2016, Microsoft juga mengincar lokasi yang aneh untuk membangun pusat data. Perusahaan yang didirikan Bill Gates itu bereksperimen membangun pusat data di bawah laut Finlandia. Proyek uji coba pusat data unik ini dinamakan Project Natick, mengambil nama kota di Massachusetts, AS.
Alasan Microsoft membangun pusat data di bawah laut yaitu untuk mengurangi latensi data bagi banyak pengguna yang tinggal di dekat laut. Pertimbangan lain, yaitu agar memungkinkan lebih mudah penyebaran cepat pusat data. Microsoft menyebutkan, pusat data ini bisa melayani sekitar 50 orang yang tinggal dalam jarak 200 kilometer dari dalam laut tersebut.
Ternyata Micorosoft sudah mempersiapkan konsep pusat data di bawah laut ini sejak 2014. Ide itu dilakukan setelah ada kajian dari karyawan Microsoft, Sean James yang melayani kapal selam angkatan laut AS. James mengirimkan ide untuk membangun pusat data di bawah laut.
Dalam keterangannya, Microsoft menuliskan pusat data ini nantinya dalam bentuk kapal. Purwarupa kapal pusat data ini dinamai Leona Philpot, nama salah satu karakter game pada produk Xbox Microsoft. Kapal ini akan berada di dasar laut sekitar 1 kilometer pantai Pasifik, AS sejak Agustus sampai November 2015.
"Project Natick menggambarkan pencarian Microsoft solusi pusat data komputasi yang menawarkan pengadaan yang cepat, rendah biaya, kemampuan reaksi tinggi dan lebih keberlanjutan secara lingkungan," tulis Microsoft.
Perusahaan mengatakan uji coba ini memang masih dalam tahap awal untuk mengevaluasi apakah konsep ini bakal diadopsi Microsoft atau penyedia layanan komputasi lainnya. (ren)