31-1-1950: Presiden AS Umumkan Dukung Bom Hidrogen

Sumber :
  • whitehouse.gov

VIVA.co.id - Hari ini 66 tahun yang lalu, Presiden AS Harry S. Truman mengumumkan keputusannya untuk mendukung pengembangan bom hidrogen. Sebuah senjata yang memiliki kekuatan menghancurkan ribuan kali lebih kuat dibanding bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

Lima bulan sebelumnya, AS kehilangan seperti kehilangan kehormatan dan keunggulan setelah Uni Soviet sukses melakukan uji coba nuklir di Kazakhstan.  Beberapa minggu setelah kesuksesan Soviet, AS dan Inggris dikejutkan oleh kabar bahwa Klaus Fuchs,  ilmuwan kenamaan AS yang juga kelahiran Jerman, ternyata adalah mata-mata untuk Uni Soviet. Dua peristiwa ini, dan fakta bahwa Soviet kini mengetahui semua hal yang dilakukan Amerika untuk mengembangkan bom hidrogen, membuat Truman setuju membiayai besar-besaran perlombaan "kekuatan besar" untuk melengkapi "bom super" pertama di dunia. Hal ini-lah yang ia sampaikan pada publik Amerika melalui pernyataan yang dibacakan pada 31 Januari 1950.

Dua tahun setelah menyatakan dukungan, pada tanggal 1 November, 1952, Amerika Serikat berhasil meledakkan "Mike," bom hidrogen pertama di dunia. Uji coba dilakukan di pulau karang Elugelab di Kepulauan Marshall Pasifik. Bom seberat 10.4-megaton dengan perangkat thermonuklir, yang dibangun di atas prinsip-prinsip Teller-Ulam mementaskan ledakan radiasi yang langsung menguap di seluruh pulau dan meninggalkan kawah dengan lebar lebih dari satu mil.

Kekuatan ledakan yang luar biasa dari Mike juga terlihat dari besarnya awan jamur yang muncul. Hanya dalam waktu 90 detik awan jamur naik hingga 57.000 kaki dan memasuki stratosfer. Satu menit kemudian, mencapai 108.000 kaki, dan akhirnya stabil pada langit-langit di ketinggian 120.000 kaki. Setengah jam setelah tes uji coba, jamur membentang sepanjang 60 mil, dengan dasar kepala yang bergabung ke batang di ketinggian 45.000 kaki.

Tiga tahun kemudian, tak ingin kalah dari AS, Soviet juga melakukan uji coba pertama bom hidrogen mereka, dengan prinsip ledakan radiasi yang sama.  Sejak itu, dua negara super power tersebut seperti terobsesi menciptakan bom dengan daya hancur yang mengerikan.

Sejak Truman memberikan dukungan pada bom hidrogen, dan Soviet mengikuti dengan langkah yang sama, dunia tersadar, seluruh tempat kini terancam oleh ledakan termonuklir yang bisa menciptakan neraka di dunia.