Ekspor Bawang Merah Melonjak, Bagaimana Kebutuhan Lokal
Jumat, 29 Januari 2016 - 11:21 WIB
Sumber :
- Dokumentasi Kementerian Pertanian
VIVA.co.id - Kementerian Pertanian (Kementan) mengumumkan, volume ekspor bawang merah dalam jumlah fantastis. Adanya peningkatan itu, secara otomatis menurunkan volume impor bawang merah yang selalu mencekek petani selama ini.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menyebutkan ekspor bawang merah Indonesia pada tahun 2014 hanya 4.439 ton, sedangkan di tahun 2015 naik tajam mencapai 14.149 ton. Ini menunjukan terjadi kenaikan ekspor sebesar 219 persen.
Selanjutnya, lanjut Mentan, impor bawang merah turun dari 87.526 ton pada 2014 menjadi 15.769 ton pada 2015. "Artinya impor bawang merah turun drastis 82 persen," kata Mentan, Jumat, 29 Januari 2016.
Menurut Mentan, adanya kenaikan volume ekspor bawang merah tersebut akibat kenaikan produksi. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, produksi bawang merah nasional tahun 2015 mencapai 1,265 juta ton, sedangkan kebutuhan hanya 947.385 ton.
"Dengan demikian, produksi bawang merah nasional surplus 318.325 ton," ujarnya.
Dia pun menjelaskan, impor masih terjadi karena faktor tata niaga yaitu rantai pasok yang terlalu panjang atau terlalu banyak kartel yang terlibat memainkan harga. Sehingga pasokan bawang merah menjadi tidak stabil walaupun produksi nasional tercatat surplus.
Untuk memangkas rantai pasok agar harga bawang merah yang dibeli konsumen stabil, Kementan berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Perum Bulog sebagai lembaga stabisator harga pangan agar dapat melakukan upaya intervensi pasar bawang merah.
Langkah konkret yang dilakukan Perum Bulog, lanjut Mentan, yakni membeli bawang merah langsung di tingkat petani dengan harga menguntungkan petani. Kemudian, melakukan penyimpanan stok bawang merah untuk digelontorkan saat pasokan bawang merah di pasar menipis.
"Dengan upaya ini, kekurangan pasokan di bulan-bulan tertentu dapat dipenuhi sendiri tanpa harus impor," tutur Mentan.
Saat terjadi kenaikan harga bawang merah menjelang dan selama bulan Ramadhan tahun 2015, Perum Bulog sebagai stabilisator harga berhasil menstabilkan harga bawang merah nasional. Misalnya, harga bawang merah di Jabodetabek mencapai Rp25.000 per kg menjadi stabil ke harga Rp15.000 per kg.
"Ini terjadi karena saat itu Bulog turun langsung membeli bawang merah di sentra produksi yakni di Brebes dan Bima," tegas Mentan.
Baca Juga :