Menteri Pertanian Klaim Ekspor Bawang RI Melonjak 219 Persen
Jumat, 29 Januari 2016 - 09:45 WIB
Sumber :
- ANTARA/Syaiful Arif
VIVA.co.id
- Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengklaim ekspor bawang merah pada 2015, naik signifikan. Kenaikannya mencapai 219 persen.
Amran mengatakan ekspor bawang merah pada tahun 2015 mencapai 14.149 ton. Angka ini cukup tinggi dibandingkan dengan ekspor bawang merah pada tahun 2014 yang sebanyak 4.439 ton.
"Ini menunjukan terjadi kenaikan ekspor sebesar 219 persen," kata dia di Jakarta, dikutip dari keterangan pers, Jumat 29 Januari 2016.
Sementara, impor bawang merah justru turun, yaitu dari 87.526 ton pada 2014 menjadi 15.769 ton pada 2015. "Artinya, impor bawang merah turun drastis 82 persen," kata dia.
Amran mengklaim kenaikan volume ekspor ini didorong oleh kenaikan produksi bawang merah. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, pada 2015, produksi bawang merah mencapai 1,26 juta ton. Sedangkan kebutuhannya hanya 947.385 ton.
"Dengan demikian, produksi bawang merah nasional surplus 318.325 ton," kata dia.
Amran pun menjelaskan Indonesia masih mengimpor bawang merah. Hal ini terjadi karena faktor tata niaga, yaitu rantai pasok yang terlalu panjang. Dikatakan juga ada "pemain tengah" yang terlibat dalam memainkan harga sehingga pasokan bawang merah menjadi tidak stabil.
Untuk memotong rantai pasok dan membuat harga bawang merah menjadi stabil, kementerian Pertanian menggandeng Kementerian Perdagangan dan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) agar bisa mengintervensi pasar bawang merah. Langkah kongkret yang dilakukan Perum Bulog, yaitu membeli bawang merah langsung di tingkat petani dengan harga menguntungkan petani. Kemudian, melakukan penyimpanan stok bawang merah untuk digelontorkan saat pasokan bawang merah di pasar menipis.
"Dengan upaya ini, kekurangan pasokan di bulan-bulan tertentu dapat dipenuhi sendiri tanpa harus impor," kata dia.
Saat terjadi kenaikan harga bawang merah menjelang dan selama bulan Ramadhan tahun 2015, perusahaan pelat merah ini sebagai stabilisator harga dianggap berhasil menstabilkan harga bawang merah nasional. Misalnya, harga bawang merah di Jabodetabek mencapai Rp25 ribu per kilogram (kg) menjadi stabil ke harga Rp 15 ribu per kg.
Baca Juga :
"Ini terjadi karena saat itu Bulog turun langsung membeli bawang merah di sentra produksi yakni di Brebes dan Bima," kata dia.