APFI: Produser Film Tanah Air Harus Suguhkan Film Bermutu
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Ketua Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI) Chand Parwez mengagumi kebijakan negara Malaysia, yakni National Film Development Corporation (Finas) -Lembaga Perfilman Malaysia- yang menghapus sistem Skim Wajib Tayang, atau kebijakan film lokal Malaysia yang harus tayang minimal selama dua pekan di bioskop.
Parwez menilai, rencana tersebut bisa menjadi contoh untuk para produser Tanah Air, agar lebih kreatif lagi membuat film yang bagus, sehingga tidak manja.
"Karena mereka menilai, memproteksi film mereka hingga mencapai dua minggu, justru menghancurkan perfilman mereka. Kebijakan tersebut cenderung membuat seorang produser menjadi manja dan enggan mengembangkan kreativitasnya," ujar Parwez, Senin 25 Januari 2016.
Parwez menambahkan, jika ada seorang produser yang justru meminta pemerintah Indonesia mencontoh kebijakan "Skim Wajib Tayang" yang dilakukan oleh Malaysia, itu justru berlawanan dengan semangat demokrasi.
"Biar masyarakat yang menentukan laku atau tidaknya sebuah produk dipasaran," tambah bos Starvision itu.
Parwez berharap, produser film di Indonesia dapat menyiapkan sebuah produk film yang bermutu, sehingga sebuah film yang merupakan sebuah produk sekunder bisa dinikmati oleh masyarakat.
"Seorang produser harus bisa mendapatkan ide, bagaimana film kita bisa mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Bukan menyalahkan pihak-pihak lain," tambahnya. (asp)