Kereta Cepat, BPPT Tawarkan Rel Lebar
- Fikri Halim / VIVA.co.id
VIVA.co.id – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah meresmikan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung di Jawa Barat, pada Kamis pekan lalu. Merespons pembangunan kereta cepat tersebut, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Kepala Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS), Barman Tambunan, menyebut pentingnya uji rancang bangun dan performa dari seluruh aspek kereta cepat tersebut.
Untuk kereta cepat, menurut Barman, nantinya tentu membutuhkan rel yang lebih lebar. Hal ini penting, karena kereta yang melaju dengan kecepatan mencapai 350 km/jam butuh lintasan yang lebih lebar agar stabil. Maka, Barman mengatakan, BPPT punya teknologi rel lebar yang dimaksud.
"Kami siap jika ditunjuk untuk melaksanakan pengujian rancang bangun kereta cepat. Kami punya fasilitas uji yang lengkap untuk tes kelayakan kereta api cepat. Namun, hingga kini kami belum dilibatkan," ungkap Barman seperti dikutip dari website BPPT, Senin 25 Januari 2016.
Selain itu, Barman berharap, ke depan manufaktur komponen dan pengujian kereta cepat dapat dilaksanakan di Indonesia.
"Kami ingin membangun teknologi yang proven untuk industri dalam negeri. Bahkan meningkatkan penggunaan bahan baku lokal," ujarnya.
Barman meyakini, apabila industri lokal melihat permintaan komponen kereta api bermunculan, tentu industri mau berinvestasi. Selain itu, dia melihat pentingnya pihak terkait untuk menciptakan Standar Nasional Indonesia atau minimal ada uji kelayakan untuk kereta api yang digunakan di Indonesia.
"Kami siap jika ditunjuk untuk menjadi pihak yang menguji kelayakan kereta api," tuturnya.
Sebelumnya, B2TKS juga telah terlibat dalam uji rancang bangun pembuatan kereta api yang akan diekspor oleh PT Industri Nasional Kereta Api (PT Inka) ke Bangladesh.
Chief Engineer Program Uji Struktur Kereta dan Komponen B2TKS, Anwar menyatakan, telah menyelesaikan uji rancang bangun untuk rangkaian kereta api yang akan diekspor PT Inka tersebut.
"Satu rangkaian ada 6 gerbong kereta yang terdiri atas kereta penumpang AC, non AC, kereta barang, bagasi, dan lainnya. Itu semua telah kami uji selama dua bulan. Alhamdulillah hasil ujinya layak," kata Anwar.
Ia menambahkan, BPPT merupakan satu-satunya lembaga yang memiliki fasilitas uji kereta api ini. "Fasilitas kami ini paling lengkap bahkan di tingkat Asia Tenggara," kata dia.