Ini Faktor Positif Pendorong Pasar Saham dan Obligasi
Rabu, 20 Januari 2016 - 19:10 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - PT Mandiri Manajemen Investasi memperkirakan, pasar saham dan obligasi bakal bergerak positif, karena tren perbaikan kondisi fundamental makroekonomi di 2015 diproyeksikan berlanjut di 2016.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi, Muhammad Hanif, dalam acara investor gathering
bertema "Market Outlook 2016" di Hotel Shangrila Jakarta, Selasa, 20 Januari 2016.
"Kondisi ini ditopang belanja pemerintah dan pulihnya daya beli konsumen, yang membuat nilai tukar rupiah dan pasar keuangan Indonesia stabil," ujarnya.
Indikator makroekonomi lain yang menjadi sentimen positif di pasar modal domestik adalah penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) menjadi 7,25 persen.
"Suku bunga BI diharapkan akan mendorong perekonomian untuk tumbuh lebih cepat, serta dimulainya siklus pelonggaran moneter," tuturnya.
Selain sentimen positif dari indikator makroekonomi tersebut, Hanif melanjutkan, laju pasar saham dan obligasi 2016 juga akan terdorong oleh revisi UU Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016 menjadi lebih relevan dengan pencapaian di 2015. Rencana akan diundangkannya RUU pengampunan pajak pada tahun ini juga akan menjadi katalis positif di pasar modal, karena akan meningkatkan pendapatan dan basis pajak pemerintah.
"Kami melihat potensi pertumbuhan pada kelas aset saham dan obligasi ditopang oleh potensi pertumbuhan positif dari kinerja kedua di 2016," ucapnya.
Baca Juga :
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi, Muhammad Hanif, dalam acara investor gathering
"Kondisi ini ditopang belanja pemerintah dan pulihnya daya beli konsumen, yang membuat nilai tukar rupiah dan pasar keuangan Indonesia stabil," ujarnya.
Indikator makroekonomi lain yang menjadi sentimen positif di pasar modal domestik adalah penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) menjadi 7,25 persen.
"Suku bunga BI diharapkan akan mendorong perekonomian untuk tumbuh lebih cepat, serta dimulainya siklus pelonggaran moneter," tuturnya.
Selain sentimen positif dari indikator makroekonomi tersebut, Hanif melanjutkan, laju pasar saham dan obligasi 2016 juga akan terdorong oleh revisi UU Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016 menjadi lebih relevan dengan pencapaian di 2015. Rencana akan diundangkannya RUU pengampunan pajak pada tahun ini juga akan menjadi katalis positif di pasar modal, karena akan meningkatkan pendapatan dan basis pajak pemerintah.
"Kami melihat potensi pertumbuhan pada kelas aset saham dan obligasi ditopang oleh potensi pertumbuhan positif dari kinerja kedua di 2016," ucapnya.