14-1-1980: Resolusi PBB, Gambaran Utuh Soviet Melemah
Kamis, 14 Januari 2016 - 10:32 WIB
Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id - Pada tanggal 14 Januari 1980, PBB mengungkapkan kekecewaannya atas intevensi yang dilakukan Rusia di Afghanistan. Kekecewaan itu diungkapkan dengan membuat resolusi agar segera dilakukan penarikan pasukan asing dari Afghanistan dengan segera dan tanpa syarat.
Dikutip dari History
, resolusi Majelis Umum PBB itu memang tidak memiliki dampak langsung pada tindakan Uni Soviet. Namun, hasil pemungutan suara atas resolusi tersebut memberikan gambaran nyata, peta perpolitikan dalam Perang Dingin telah sangat berubah.
Sebelumnya, Rusia juga telah memveto sebuah resolusi serupa yang diperkenalkan di Dewan Keamanan. Tapi, kali ini, suara itu berubah.
Negara non-blok dan negara-negara dunia ketiga lainnya memberikan suara yang akhirnya memenangkan resolusi yang disampaikan PBB itu. Bahkan delegasi Kuba yang sangat berapi-api gagal mendorong para pemilih agar mengalahkan proposal itu.
"Kita tahu peran bersejarah imperialisme Uni Soviet dan AS," kata Kuba.
Ternyata kalimat itu tak cukup kuat memenangkan Soviet. Beberapa perwakilan dari Asia, Afrika, Amerika, dan negara-negara yang secara tradisional mempertahankan sikap lebih netral terhadap konflik Timur-Barat, akhirnya ikut mengecam tindakan Soviet di Afghanistan.
Resolusi itu merupakan kemenangan bagi diplomat AS, yang telah mendorong pernyataan dari organisasi internasional untuk ikut mengecam invasi Soviet. Kesuksesan resolusi menunjukkan bahwa keberpihakan Perang Dingin menjalani sebuah alterasi yang penting. Banyak negara yang disebut sebagai negara non-blok dan negara dunia ketiga terkejut oleh tindakan Soviet, menolaknya, dan akhirnya mendekatkan diri ke AS.
Kemenangan resolusi PBB itu menjadi indikasi, besarnya penolakan dunia atas invasi yang dilakukan Uni Soviet ke Afghanistan pada Desember 1979. Invasi yang akhirnya membentuk rezim boneka yang mendukung komunis. Saat itu, 78 negara mendukung resolusi PBB soal invasi Soviet di Afghanistan, 9 negara menolaknya, dan 28 negara lainnya abstain dan tak hadir. Hasil pemungutan suara di badan dunia pada 36 tahun lalu itu memberi gambaran utuh, pengaruh Soviet pada dunia mulai melemah. (one)
Baca Juga :
Dikutip dari History
Sebelumnya, Rusia juga telah memveto sebuah resolusi serupa yang diperkenalkan di Dewan Keamanan. Tapi, kali ini, suara itu berubah.
Negara non-blok dan negara-negara dunia ketiga lainnya memberikan suara yang akhirnya memenangkan resolusi yang disampaikan PBB itu. Bahkan delegasi Kuba yang sangat berapi-api gagal mendorong para pemilih agar mengalahkan proposal itu.
"Kita tahu peran bersejarah imperialisme Uni Soviet dan AS," kata Kuba.
Ternyata kalimat itu tak cukup kuat memenangkan Soviet. Beberapa perwakilan dari Asia, Afrika, Amerika, dan negara-negara yang secara tradisional mempertahankan sikap lebih netral terhadap konflik Timur-Barat, akhirnya ikut mengecam tindakan Soviet di Afghanistan.
Resolusi itu merupakan kemenangan bagi diplomat AS, yang telah mendorong pernyataan dari organisasi internasional untuk ikut mengecam invasi Soviet. Kesuksesan resolusi menunjukkan bahwa keberpihakan Perang Dingin menjalani sebuah alterasi yang penting. Banyak negara yang disebut sebagai negara non-blok dan negara dunia ketiga terkejut oleh tindakan Soviet, menolaknya, dan akhirnya mendekatkan diri ke AS.
Kemenangan resolusi PBB itu menjadi indikasi, besarnya penolakan dunia atas invasi yang dilakukan Uni Soviet ke Afghanistan pada Desember 1979. Invasi yang akhirnya membentuk rezim boneka yang mendukung komunis. Saat itu, 78 negara mendukung resolusi PBB soal invasi Soviet di Afghanistan, 9 negara menolaknya, dan 28 negara lainnya abstain dan tak hadir. Hasil pemungutan suara di badan dunia pada 36 tahun lalu itu memberi gambaran utuh, pengaruh Soviet pada dunia mulai melemah. (one)