Rokok Sebabkan Kemiskinan, Ini Komentar Wapres JK

Penutupan Perdagangan BEI 2015
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) merespon rilis Badan Pusat Statistik (BPK) soal rokok yang dituding menjadi salah satu sebab meningkatnya jumlah penduduk miskin.

"Miskin itu kalau tingkat pengeluarannya orang lebih tinggi daripada pendapatannya. Nah, otomatis rokok itu menimbulkan suatu pengeluaran yang tidak perlu sebenarnya," ujar JK di kantornya, Jakarta, Rabu 6 Januari 2016.

Ia menambahkan apalagi kalau pendapatan seorang perokok tidak naik dan harga rokok juga ikut naik. Maka otomatis akan timbul penduduk miskin. Terlebih rokok tentu bukan kebutuhan pokok.

"Sebenarnya pemerintah sudah mengambil kebijakan untuk terus menerus menaikkan cukai rokok kan. kemarin kan lagi, sudah dinaikkan lagi. Memang, tidak tahu bagaimana undang-undang zaman dulu ada batasannya. Karena itu selalu dimanapun di banyak negara, pembatasan soal rokok itu diatur lewat kampanye juga dengan harga," kata JK.

Saat ditanya terkait 'bantuan' pemerintah yang separuhnya digunakan untuk konsumsi rokok, ia menilai tidak begitu sependapat. Tapi ia juga tak memungkiri bisnis rokok saat ini semakin hebat dan jumlahnya tidak turun.

Ia menambahkan bahkan perusahaan-perusahaan besar yang ada di Indonesia rata-rata semuanya adalah perusahaan rokok. Sehingga tanda-tanda dilihatnya sebagai 'lampu merah' yang harus diatasi. "Ya kita lihat kebijakannya," kata JK.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik menyatakan naiknya angka jumlah penduduk miskin dari tahun 2014 ke 2015. Pada 2014, jumlah penduduk miskin sebanyak 27,73 juta jiwa dan pada September 2015 meningkat menjadi 28,51 juta jiwa. Dari selisih tersebut kenaikan penduduk miskin mencapai 780 ribu orang. Diduga kenaikan ini disebabkan konsumsi rokok.