Mega: Otonomi Daerah Kebablasan
VIVAnews - Calon Presiden Megawati Soekarnoputri menilai otonomi daerah yang dijalankan sejak era reformasi sudah kebablasan.
"Saat reformasi masyarakat mengalami euforia. Mereka kurang melihat bagaimana potensi yang ada di daerahnya untuk jadi sumber keuangan daerah pemekaran tersebut," kata Mega.
Debat capres final yang dimoderatori Dekan Fisipol Universitas Gadjah Mada Pratikno digelar di Balai Sarbini, Jakarta, Kamis 2 Juli 2009. Tema debat adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia, Demokrasi, dan Otonomi Daerah.
Dalam proses pemekaran, kata Mega, suatu daerah akan lepas dengan unduknya. Jika daerah tersebut tidak punya potensi yang bisa digali sebagai sumber dana, maka habislah daerah itu.
Mega mengaku pernah mengusulkan agar dalam UU Otonomi Daerah harus ditambah dengan pasal-pasal baru yang mengatur tentang tata kelola untuk potensi-potensi yang ada di suatu daerah. Karena dikhawatirkan 10-15 tahun setelah pemekaran, daerah 'gagal' tersebut memilih kembali ke induknya.
"Harus ada solusi, alternatif, kalau tidak bisa terjadi pemiskinan pada suatu daerah. Juga harus ada spesifikasi untuk daerah pemekaran, ada yang kaya, ada yang miskin," kata Mega.