Kelompok Anti-ISIS Mengaku Peretas Laman BBC

Ilustrasi peretas (hacker).
Sumber :
  • allpinoynews
VIVA.co.id - Sebuah kelompok yang mengaku jaringan dari kelompok anti militan ISIS mengklaim berada di balik peretasan laman portal berita BBC.


Seluruh website BBC sempat tak berfungsi selama beberapa jam, tak lama setelah pergantian malam tahun baru. Seorang sumber di BBC menggambarkan insiden tersebut sebagai serangan "penolakan layanan distribusi."

Dikutip dari BBC, Sabtu 2 Januari 2016, sebuah kelompok yang menyebut dirinya New World Hacking, mengatakan, aksi peretasan tersebut sebagai sebuah tes kapabilitas. BBC tak membantah atau mengiyakan serangan tersebut karena masih mengalami beberapa masalah.

Pihak perusaahaan pers ini mengatakan, BBC tak akan mengomentari klaim yang disampaikan oleh grup tersebut. Serangan yang terjadi itu dilakukan bertujuan untuk membuat situs menjadi offline dengan membanjirinya trafik yang tinggi, sehingga situs itu tak mampu menangani.

Melalui cuitannya ke koresponden teknologi BBC Rory Cellan-Jones, kelompok itu mengaku berbasis di Amerika Serikat, dan akan berjuang untuk mengalahkan website yang berafiliasi dengan ISIS, juga anggota ISIS.

"Kami meyakini, kadang-kadang apa yang kita lakukan bukan hal yang benar, tapi tanpa peretas, siapa yang akan memerangi teroris di dunia maya? Alasan kami menyerang BBC adalah karena kami ingin melihat bagaimana kemampuan server kami sesungguhnya," tulis kelompok tersebut melalui Twitter.

Belakangan, kelompok itu juga mengatakan, "Ini hanya tes, kami tak benar-benar merencanakan mengalahkan situs ini selama berjam-jam. Server kami ternyata sangat kuat."

Salah seorang anggota grup, yang menggunakan nama Ownz, mengatakan kepada BBC bahwa New World Hacking adalah sebuah kelompok yang terdiri atas 12 orang, delapan laki-laki dan empat perempuan yang telah bergabung sejak 2012.

Aktivitas lain dari kelompok ini adalah bergabung dan mengambil bagian dalam kampanye melawan kelompok Ku Klux Klan, dan membantu upaya #opParis  untuk mengidentifikasi sejumlah media sosial milik kelompok ISIS terkait dengan serangan November di Paris, Prancis.