Sepak Terjang Datsun 'Kuasai' Pasar Mobil LCGC
- Dok: pribadi
VIVA.co.id - Datsun memang bukan nama baru di dunia otomotif. Sempat 'mati suri', Datsun kembali meramaikan persaingan roda empat di Tanah Air. Adalah PT Nissan Motor Indonensia (NMI) yang membangunkan Datsun dari ‘tidur panjang’. Hasilnya, pencapaiannya sangat mengagumkan.
Sejak meluncurkan produk pertamanya di Indonesia pada 2014 lalu, penjualan Datsun memang sangat mengejutkan. Dengan embel-embel mobil Low Cost Green Car atau mobil murah, Datsun mampu memberikan sumbangsih besar bagi penjualan Nissan Motor Indonesia (NMI).
Pada 2014 lalu, atau di tahun pertamanya, Datsun mampu menjual sebanyak 23 ribu unit. Sedangkan di 2015, dari Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Datsun hingga November 2015 mencapai 26.700 unit. Itu belum terhitung Desember.
Menariknya, pencapaian Datsun ini hanya mengandalkan dua mobilnya, yakni model Multi Purpose Vehicle (MPV) pada Datsun GO+ dan model hatchback pada Datsun GO.
Melihat pencapaian Datsun ini, tentu menarik untuk mengetahui strategi dan jurus ampuh Datsun Indonesia hingga mampu menjelma menjadi kekuatan baru di kancah otomotif Tanah Air.
Nah, dalam kesempatan ini VIVA.co.id berhasil mewawancarai Head of Datsun Indonesia, Indriani Hadiwidjaya. Ya, di balik tangan dingin wanita muda kelahiran Bandung, 30 Maret 1979 ini, Datsun berhasil menancapkan pamornya di pasar otomotif Indonesia.
Bisa Anda ceritakan pertama kali muncul ide Nissan menghidupkan Datsun di Indonesia?
Awalnya, kami melihat market yang belum tersentuh di pasar otomotif. Selain itu, kami melihat pangsa pasar potensi di Indonesia yang mampu beli mobil hanya sekitar delapan persen saat LCGC (murah dan ramah lingkungan) belum diperkenalkan. Jadi, di bawahnya ada 92 persen yang masih belum bisa dijawab kebutuhannya dari pasar mobil saat ini.
Tentu, tidak full 92 persen, karena kita tahu tingkat kemiskinan dan pendapatan di Indonesia itu dari yang paling rendah dan atas sangat jauh gapnya. Paling tidak menyasar 20 persen dan itu sudah sangat besar sekali dari total populasi di Indonesia. Bayangkan, 250 juta penduduk, jadi masih sangat potensial.
Bagaimana perasaan Anda, saat ditunjuk untuk memimpin Datsun Indonesia?
Tentu deg-degan. Brand Datsun itu legendaris. Selain itu, juga penuh memori dan yang tak kalah penting bener-bener menyasar pasar baru. Jadi, semua mindset saat saya saat masih di Nissan tentu harus dihilang. Maklum, sebelumnya saya di Nissan sejak 2003. Tapi intinya, saya bangga dipercaya untuk membesarkan Datsun. Selain itu, ini kesempatan langka dialami orang APM (Agen Pemegang Merk) di dunia.
Sebenarnya, sounding akan menghadirkan brand untuk sebuah produk yang sesuai pasar Indonesia sudah terdengar sejak 2010. Namun, kami tentu harus penuh perhitungan dan setelah melakukan studi serta persiapan, kami baru fokus pada 2013.
Langkah pertama yang Anda lakukan saat dipercaya memimpin Datsun?
Saya mulai dari nol. Kita buang pasar Nissan dan saya memulai dari mencari tim yang solid. Sejauh ini, Datsun cukup berhasil menorehkan achievement (prestasi). Langkah pertama, tentu membangun pondasi, salah satunya dengan menentukan man power. Saat itu, tiga orang dan sekarang telah mencapai 14 orang dengan jiwa-jiwa muda dan berwawasan maju.
Setelah itu, tentu kami membangun pondasi bisnis mulai dari tahap ordering hingga dealership. Kami sendiri menargetkan hingga akhir 2015, bakal memiliki 120 diler yang tersebar di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, kami memiliki 118 diler yang tersebar di Sumatera sebanyak 15 diler, Kalimantan lima diler, Sulawesi sebanyak tujuh diler, dan gabungan Jawa, Bali, dan Lombok 91 diler. Selain itu, awalnya kami juga menjalin kerja sama dengan pihak leasing untuk paket hitungan kredit yang lebih enak .
Kenapa brand Datsun memilih pasar LCGC atau mobil murah?
Sebenarnya bukan mobil murah, tetapi mobil yang lebih terjangkau. Kita tahulah inflansi terus naik, harga mobil terus naik. Dulu, kita pernah melihat brand tetangga yang mengeluarkan produk mobil dengan harga di bawah 100 juta. Namun, dengan inflansi dan lain-lain, sekarang harganya telah mencapai Rp150 juta ke atas.
Jadi, Nissan global membaca peluang ini dan menggarapnya dengan brand X (belum diputuskan menggunakan brand Datsun) di negara-negara tertentu. Selain Indonesia, Datsun juga bermain di India, Rusia, dan Afrika Selatan.
Kenapa akhirnya memilih bendera Datsun?
Saat itu, muncul pertanyaan, apakah akan tetap menggunakan Nissan, atau brand lain. Kalau pakai Nissan, itu sudah disebut global produk dengan global brand, jadi di negara-negara lain bisa diterapkan dan punya standar pengecekan atau policy yang sama.
Sedangkan untuk menyasar konsumen ini, tentu harus punya strategi khusus yang tentu berbeda dengan Nissan. Cari-cari dan kita tahulah Datsun sendiri merupakan asset yang tertidur. Di Nissan, Datsun itu asset yang sangat kuat yang sebenernya bisa kita pakai lagi. Dan, pada zamannya Datsun juga menyasar pasar tertentu. Karena itulah Nissan Global, dalam portfolio Nissan Motor punya tiga brand Infinity, Nissan, dan Datsun sendiri.
Jadi, Datsun itu memang dibuat sebagai global brand untuk local product. Jadi, produk-produknya memang disesuaikan dengan pangsa pasarnya masing-masing. Contoh di Rusia, mereka punya sedan karena market-nya memang sedan. India dikenal hatchback, karena itu datsun hatchback pertama kali diperkenalkan di India. Di Indonesia MPV, karena memang pasar Indonesia adalah MPV. Dan terbukti, penjualan terbesar memang MPV mencapai 75 persen dibanding hatchback.
Lalu, bagaimana dengan grafik penjualan Datsun?
Grafik penjualan Datsun mengalami peningkatan. Di 2015, secara market share naik tiga sampai empat persen dibanding 2014. Secara unit yang terjual juga jauh. Pada 2014, terjual sekitar 23 ribu unit, sedang di 2015 hingga November, mencapai sekitar 26.700 unit.
Memang Datsun tidak terkena dampak lesunya pasar otomotif saat ini?
Menurut saya, pasar LCGC memang menjadi pasar yang hampir tak terkena imbas dengan kondisi ekonomi. Hal itu, karena memang konsepnya, mobil-mobil kami sangat terjangkau dan justru menjadi pilihan dengan situasi ekonomi saat ini.
Penjualan terbesar Datsun di daerah mana?
Sumbangsih penjualan terbesar justru Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) yang mencapai 20 persen. Jakarta sendiri sembilan persen. Jadi, total Jabodetabek 29 persen. Lalu, Sumatera, 18 hingga 20 persen. Sedangkan di daerah Jawa, kita bagi tiga meliputi Jawa Timur 12 persen, Jawa Tengah 18 persen, Jawa Barat sembilan persen. Sulawesi sendiri menyumbang 15 persen dan yang terkecil Kalimantan dengan delapan persen.
Paling berkembang memang Sumatera. Karena, memang daerah Pertamina yang kebanyakan naik mobil Datsun. Di sana, Datsun masih sangat kuat. Saking kuatnya, bahkan banyak kalangan masyarakat yang menyebut mobil dengan Datsun di Sumatera.
Lalu, bagaimana dengan target di 2016, ada rencana merambah pasar lain seperti sedan?
Jujur, kalau target belum kami tentukan. Kami tutup tahunnya pada bula Maret dan saya perlu lihat hasil dari 2015. Jadi, tunggu saja nanti. Untuk pasar sedan, saat ini belum, karena memang pasar sedan di Indonesia sangat kecil. Namun, tidak menutup kemungkinan jika nanti Datsun juga akan bermain di pasar sedan. Tentunya, dengan pertimbangan yang matang.
Kini, para kompetitor juga melirik pasar LCGC, khususnya di segmen MPV. Bagaimana tanggapan Anda, padahal mereka lebih punya nama di Indonesia?
Yang kita lakukan bertahan dan berusaha lebih baik. Kita tak bisa pungkiri brand mereka memang lebih kuat. Tetapi, kami akan tetap memperkuat market share, jaringan, dan after sales. Sehingga, paling tidak Datsun diakui oleh segmen pasar sebagai The Real Low MPV.
Dalam uji tabrak beberapa waktu lalu, pencapaian Datsun kurang menggembirakan. Fitur keamanan dianggap kurang, bagaimana tanggapan Anda?
Kalau berbicara fitur keamanan, sebenanarnya Datsun telah meneyesuaikan dengan regulasi yang ada. Tentu saja, dengan kecelakaan yang terjadi kan memang lebih pengaruh pada cara berkendara. Namun, jelas faktor keamanan juga menjadi pertimbangan, termasuk dengan diluncurkannya airbag pada produk kami.
Kapan mobil matik Datsun meluncur? Kabarnya, Datsun kini telah menyiapkan model ketiga, bisa beri bocorannya?
Untuk Datsun matik memang sedang kami pertimbangkan. Kami tentu mencoba mengerti dengan kebutuhan konsumen, matik akan kami pertimbangkan dan sesegera mungkin. Jadi, tunggu saja.
Sedangkan untuk model ketiga, tunggu saja kejutan dari kami. Saya tidak bisa mengatakan saat ini. Yang jelas, saat ini yang berkembang di media kan Redi Go dan Go Cross. Jadi, paling tidak salah satu dari dua itu. (asp)