Lalat Bisa Mendeteksi Makanan Berbahan Kimia
Senin, 28 Desember 2015 - 05:55 WIB
Sumber :
VIVA.co.id - Lalat ternyata bisa menjadi indikator ampuh untuk menunjukkan kandungan bahan kimia yang membahayakan kesehatan pada berbagai makanan siap santap di pasaran.
Kandungan kimia seperti boraks, formalin atau pewarna tekstil sering didapati pada makanan sebagai bahan pengawet dan pewarna. Bahan-bahan itu, selain dilarang digunakan sebagai campuran bahan makanan, juga membahayakan fungsi organ tubuh seperti ginjal dan hati jika dikonsumsi manusia.
Baca Juga :
"Boraks itu fungsinya untuk mengawetkan sekaligus menimbulkan rasa kenyal. Sering ditemukan pada bakso,” kata Adrina Lurika, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya, Minggu, 27 Desember 2015.
Menurut mahasiswi yang sering meneliti campuran kimia dalam bahan makanan itu, boraks juga banyak ditemukan pada krupuk. Bahan yang seharusnya digunakan sebagai disinfektan pada detergen itu dianggap bagus untuk mengawetkan krupuk agar tidak mudah melempem. "Krupuk rambak banyak menggunakan borak," kata Adriana.
Bahan kimia lain yang sering ada pada makanan adalah formalin. Bahan ini lebih dikenal fungsinya untuk mengawetkan. Sering kali didapati ada pada ikan asin dan mie basah. Juga bahan perwarna non makanan seperti rodamin. Bahan ini menurutnya banyak didapati pada bahan makanan berwarna, diantaranya terasi.
Kandungan kimia
Bahan kimia tersebut jika dikonsumsi berlebihan akan membahayakan fungsi jantung, hati dan ginjal. Pada beberapa kasus juga memicu tumbuhnya kanker.
Penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dini selain pemerintah yang wajib terus meningkatkan pengawasan makanan. Salah satu indikator adanya bahan kimia dalam makanan adalah dari ada tidaknya lalat yang mau mengerumuni makanan itu.
"Misalnya pada daging ayam, sapi, bakso, mie, kerupuk, tidak ada lalat yang merubung itu patut dicurigai. Sebab lalat tak mau hinggap pada makanan berbahan kimia itu," kata dia.
Namun pembeli juga harus waspada bila lalat yang mengerumuni jumlahnya cukup banyak. "Khawatirnya makanan itu busuk, jadi lalat gemar ke sana."
Hal lain yang bisa memastikan seratus persen bahan makanan mengandung bahan kimia itu adalah dengan melakukan tes kimia. Universitas Brawijaya, menurutnya, memiliki sejumlah cairan yang bisa mengetahui kandungan bahan kimia jika diteteskan pada sampel makanan itu.
Cairan yang disebut reagen itu akan berfungsi jika diteteskan pada sampel makanan. Misalnya, untuk memeriksa bahan Borax dalam kerupuk rambak cukup diteteskan reagen khusus boraks.
"Setelah ditunggu lima menit jika warna bagian kerupuk yang ditetesi berwarna merah maka kerupuk itu mengandung boraks," kata Adrina.
Hal serupa juga bisa dilakukan untuk menguji kandungan formalin dan rodamin pada bahan makana lain. "Kami pernah menguji salah satu terasi yang ada di pasaran, hasilnya positif mengandung rodamin atau zat pewarna non makanan," katanya.
Semua reagen itu adalah hasil karya salah satu dosen pengajar di Universitas Brawijaya Malang. Siapapun bisa membeli reagen yang disediakan dengan harga bervariasi mulai dari Rp40.000 perbotol.
"Ini buatan dosen saya. Beliau menyediakan reagen ini untuk siapapun meskipun tidak diproduksi secara massal dan umum," tutur Adrina. (ase)