Iko Uwais, dari The Raid Hingga Star Wars
- ANTARA/Bastian
VIVA.co.id - Go International bagi Iko Uwais bukan lagi sebuah mimpi atau angan-angan seperti bintang Indonesia lainnya. Pria yang sudah memiliki satu anak ini membuktikan kepada publik Indonesia. Tanpa sesumbar, Iko dilirik sutradara Hollywood, J.J Abrams. Ia diajak membintangi film Hollywood, Star Wars: The Force Awakens.
Iko memang bukan satu-satunya aktor laga Indonesia yang membintangi film tersebut. Dua bintang The Raid lainnya, Yayan Ruhian dan Cecep Arief Rahman juga ikut beperan dalam film itu.
Hingar bingar Iko terlibat dalam film yang juga dibintangi Harrison Ford ini sudah terdengar sejak lama. Sayangnya, Iko tak bisa berbicara banyak ke publik. Pria berusia 32 tahun ini terikat kontrak. Ia hanya bisa bungkam selama dua tahun soal keterlibatan dan perannya di film Star Wars VII ini.
Namun, penantian dua tahun lamanya itu terbayar setelah film ini diputar di seluruh bioskop di dunia. Film ini meraih sukses dan menjadi box office di Amerika Serikat dan juga Eropa.
Walau penampilan Iko hanya sesaat di film ini, hal itu cukup membekas terutama bagi publik di Tanah Air. Iko sendiri memerankan karakter Razoo Qin Fee.
Ini suatu kebanggaan bagi Iko tampil di film Hollywood yang mendapat sambutan besar di dunia.
Iko pun berbagi pengalaman dengan VIVA.co.id. Ia menceritakan kejadian di balik layar saat berada satu lokasi dengan Harrison Ford. Ia juga mengisahkan awal dan sampai akhirnya terpilih untuk memerankan karakter .
Sudah melihat filmnya? Puas kah?
Kemarin kupikir (scene-nya) cuma dikit banget. Ternyata ada tektok-nya segala macam dan dibikin satu frame gede banget.
Deg-degan sebelum adegan kamu diputar di layar bioskop?
Gue sudah tahu sih pas ke sini. Makanya gue enggak mau kasih tahu sama Audy. Pas dilihat kaget, "Wah ini dia". Gue sudah tahu scene-nya pas di situ soalnya.
Sudah terbayar?
Gue bukan masalah terbayar dengan penayangan film Star Wars. Nah tuh lo nonton deh ya.
Adegan dipelanting?
Enggak begitu kelihatan, cuma itu cepat banget. Ada beberapa adegan fighting yang enggak ada, makanya enggak bisa menjawab, nanti berekspektasi banyak. Karena meskipun sudah tayang enggak berani ngomong juga ke teman-teman, fans Star Wars. Takutnya kan mikirnya, fighting kayak gimana. Pasti lebih dari itu. Di luar pikiran. Makanya sedikit saja sudah bersyukur banget dan berkesan.
Sudah ada yang memuji keterlibatan kamu, baik pengamat film di luar atau media asing?
Enggak, belum ada nih, haha. Kasihan gue. Belum sih. Kebetulan kemarin nonton bareng sama produser film yang gue lagi kerjain. Ada lah, film Headshot. Gue izin dari Batam, pulang ke Jakarta untuk acara, kebetulan nontonnya sama dia.
Komentarnya?
Selamat, itu pun belum mulai filmnya. Setelah itu mungkin enggak mau ngasih selamat ke gue, haha.
Bagaimana bisa menahan rahasia soal peran di film Star Wars selama dua tahun?
Kemarin banyak yang nanya, diundang ke televisi kebetulan lagi enggak bisa. Dikarenakan film ini, tapi enggak berani iya atau enggak. Kalau iya tahunya enggak ada, bagimana? Bilang enggak tahunya ada, entar dibilang sombong atau gimana. Gue jadi sama sekali enggak bisa ngomong apa-apa. Walaupun enggak tayang ngomong iya, ekspektasi orang kan macam-macam.
Merahasiakan ke istri (Audy) juga?
Enggak, ke istri sama orangtua enggak. Gue pasti namanya kan kerja, enggak dekat, jauh ke negara orang, minta rida minta izin ke orangtua dan pasti bilang sama istri. Ngapain ke Inggris cuma buat film doang, masa film enggak jelas? Sampai sekarang alhamdulillah, terjaga rahasia. Pasti gue akan ngomong sama orang yang dipercaya. Tanda tangan surat yang enggak boleh ngomong, di sana saja kamera pakai barcode, ditutup.
Bagaimana reaksi Audy?
Terus terang dia nangis sih. Gue enggak tahu film Star Wars, belum pernah nonton, cuma tahu. Gue sampai malu. Dia kaget banget sampai, "Serius?" "Iya serius, tapi please ini rahasia banget. Kalau sampai bocor ini habis masalah karier". Otomatis kan? Bocor dari Iko, bisa tetap lanjut main tapi hari itu doang selesai, enggak akan kepakai lagi selanjutnya di film-film Hollywood. Alasan orang kan dipakai kan karena kepercayaan.
Ditanya orang dan wartawan, gatal mau bicara enggak?
Nyokap juga ditanyain. Gue percaya sama keluarga, sama orangtua, yang gue bilang tadi, minta rida. Tapi kalau rahasia ini bocor ya selesai. Mereka enggak bisa ngomong iya dan enggak. Kalau bilang iya, tahunya enggak ada gimana, malu sob. Kalau enggak ternyata iya, sombong. Banyak yang nanya di medsos, gue hapus dahulu itu Path segala macam, pusing gue. Sampai ratusan (notifikasi).
Kapan deal?
Meeting sama JJ, pokoknya sebelum dan sesudah ada deal enggak boleh ini dan itu.
Enam bulan sempat enggak tahu kalau akan terlibat di Star Wars?
Gareth itu enam bulan merahasiakan sama kita. Setelah itu belum pasti, makanya enggak ngomong sama kita. Itu pun ngomongnya pas di Inggris, pas lagi promo The Raid. Dia (Gareth) di-interview sama media lain. Gue sama Kang Yayan enggak di-interview. Ada waktu 30 menit. Di hotel meeting sama JJ, produksi, manajemen.
JJ bilang apa?
Dia nonton film (The Raid) dan dia bilang suka sama adegannya. Dia ingin film ini ada warna yang berbeda. Pas jelasin ke sana sama JJ, gue spontan ada ide sama light saber segala macam. Kan bisa on off light saber-nya. Pas gue tunjukin, dia bilang, "Wah keren banget. Tapi Iko, ini kan film yang juga akan ditonton anak kecil,"
Sudah tahu akan memerankan siapa waktu itu?
Belum. Pas karakternya, pas sudah ingin set, pas sudah pakai kostum. Nama karakternya ini, ini. Waktu itu masih nomor satu, dua.
Selanjutnya...(Pengalaman unik saat syuting)
***
Pengalaman unik?
Proses syuting kita semua sangat terkoordinir. Ada tempat, ada karavan. Syuting enggak seberat yang kita pikir. 12 jam kerja. Lebih sedikit, kita ada hitungannya (bayaran). Benar-benar pasti kerjanya. Pas 12 jam kerja. Perjalanan studio ke hotel dihitung. Enggak sengsara.
Total syuting berapa hari?
Stay di sana, pertama bikin koreo terus syuting, dua minggu, seminggu syuting. Pas nyusul Oktober, tiga minggu, ya sebulan setengah lah.
Tahu bakal satu frame sama Harrison?
Pas di set baru tahu. Kita pun dikasih script, enggak boleh dikasih pulang. Dikasih hari itu, diambil lagi. Harrison Ford juga sama.
Bakal tektokan?
Pasti otomatis, kita satu frame sama pemeran utamanya langsung. Belum pernah ketemu, pernahnya pas gue nonton televisi. Memang sih pas lagi tunggu scene Harrison Ford keluar dari set, lihat kita lagi di tenda. Disamperin kita, satu-satu disalamin. Gue paling ujung, dia duduk samping, dia ngobrol, "Indonesia, asal mana?" "Jakarta." "Gue pernah ke Jakarta, tinggal di Shangri-La". Dia cerita waktu itu, "Kok lucu ya gue omelin dia ketawa." (Kejadian di Kemenhut). Mau jelasin bagimana ya, ini Indonesia sob.
Interaksi dengan tokoh lain?
Paling sama Boyega, tapi enggak interaksi sih. Say hi doang, beda kelas sob. Kru di sana mungkin kebiasaan kita di sini sama siapa saja negur saja. Pas sampai sana yang kita lihat sangat kaku, tanggung jawab masing-masing divisi. Enggak ada becanda. Gue refleks, salaman. Dia kaget.
Ngobrol banyak sama tim stunt, semua, DOP. DOP itu kastanya paling tinggi kalau di sana. Gue masa bodo, nyapa saja, salaman. Pas kita wrapped, karena kita bawa aura positif, pas kita balik, mereka ngerasa kehilangan. Baru kali ini ngerasa kekeluargaan yang kayak gini katanya.
Bagaimana pengalaman syuting di sana?
Sangat singkat, yang gue pikir ribet segala macam. Penyettingan next shot sangat cepat banget pergerakan, energinya. Enggak bentar leha-leha, segala macam. Langsung siap untuk next-nya. Di sini kan lagi kurang 10-15 takes lanjut. Menurut mereka lanjut, lanjut, langsung jadi. Paling banyak empat takes. Kalau segitu sudah minta maaf banget, 'Sorry ya ulang lagi'. Kalau kita kan, 'Ah gimana sih'.
Teknik sling yang dipelajari di sana akan diterapkan Uwais team?
Pasti otomatis. Kemarin ada di Beyond Skyline, porosnya saja pakai mesin. Ada roll-nya. Sling kan bukan terbang saja, tapi juga kontrol safety. Di situ talinya di-marked, teknologi mereka lebih canggih, apalagi studio. Kalau di luar gunain yang ada.
Jadi lebih selektif milih film?
Tergantung schedule ya. Main di luar atau lokal, kalau schedule cocok baru. Enggak mau pilih kasih lah. Gue kan orang sini, tinggal di sini. Pasti yang dibutuhkan sama sini juga. Jadi ya kalau bisa kembangin film Indonesia yang lebih bagus kenapa enggak.
JJ Abrams lontarkan puas?
Pas kita wrapped, dipanggil. Kata Astrada, "The Raid Team dipanggil JJ". Pas dia (JJ) taruh headphone, tepuk tangan, "Terima kasih untuk The Raid Team, appreciate banget". Gue yang dalam hati, "Wah serius nih sudah selesai, yang gue koreo banyak banget belum selesai. Hah ini doang?" Masih 3-4 hari lagi, waktu itu. Dia puas, enggak di sini, enggak di sana, kinerja kita maksimal lah. Enggak beda-bedain.
Janji akan dilibatkan lagi?
Kalau schedule-nya oke sih ya, haha. (ms)