LIPI Ungkap 'Rahasia' Terpendam di Samudera Hindia
- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id - Samudera Hindia memiliki kekayaan yang belum terungkap ke publik. Padahal, samudera terbesar ketiga di dunia ini punya potensi geografis dan geostrategis yang penting bagi dunia internasional.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan, berbagai kekayaan yang terpendam di Samudera Hindia, terutama Indonesia yang berdekatan dengan samudera tersebut. 'Rahasia' tersebut berdasarkan pengkajian LIPI tentang interaksi budaya dan peradaban di kawasan Samudera Hindia.
Disebutkan, Samudera Hindia merupakan salah satu pendukung utama lalu lintas laut bagi perdagangan dunia. 50 persen lalu lintas kapal dagang, sepertiga lalu lintas kargo global, dua pertiga pengiriman minyak dunia dan energi, serta terdapat tol laut bagi jalur komunikasi kabel bawah laut yang menopang 95 persen telekomunikasi global.
"Interaksi sosial dan budaya sebagai hasil dari peran-peran tersebut telah menghasilkan berbagai macam pertukaran, percampuran, dan saling adopsi elemen kebudayaan termasuk peradaban," ujar Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan, LIPI, Aswatini di Auditorium Utama LIPI, Jakarta, Senin, 21 Desember 2015.
Aswatini mengatakan, di berbagai negara telah tumbuh diaspora dari komunitas-komunitas di negara-negara tersebut yang berada di sepanjang Hindia. Saat ini, negara di lingkar Samudera Hindia tengah merevitalisasi kerja sama regional melalui Indian Ocean Rim Association (IORA). Diinformasikan, organisasi yang lahir tahun 1995, tetapi baru dideklarasikan dua tahun berikutnya.
IORA beranggotakan 20 negara, di antaranya, Australia, Bangladesh, Komoro, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritania, Mozambik, Oman, Seychelles, Singapura, Afrika Selatan, Sri Langka, Tanzania, Thailand, Uni Emirat Arab, dan Yaman. Sementara untuk negara kategori mitra dialog antara lain, Amerika Serikat, Tiongkok, Inggris, Prancis, Jepang, dan Mesir.
"IORA merupakan satu-satunya organisasi kerja sama di Samudera Hindia yang mencakup negara-negara di tiga benua sekaligus, bisa kita bayangkan interaksi budaya yang unik di sana," kata Aswatini.
Indonesia sebagai vocal point pada pilar kerja sama akademik IORA Group 2015-2017. Melalui LIPI untuk membentuk Komite Kerja Nasional IORA Group Indonesia. "Salah satu kegiatan Komite Kerja Nasional IORA Group Indonesia pada tahun 2015 adalah melaksanakan kegiatan penelitian kerja sama kawasan dan salah satu topiknya adalah interaksi budaya dan peradaban di Samuderah Hindia," kata Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, Adriana Elisabeth.
Adriana mengatakan, penelitian ini menjadi sangat signifikan dan relevan untuk dikaji lebih lanjut, karena fokus peningkatan kerja sama yang lebih berpusat pada masyarakat. Selain itu, harus bertumpu pada pemahaman sejarah dan identifikasi pembagian nilai-nilai yang selama ini sebenarnya sudah terbangun di kawasan melalui pertukaran budaya dan interaksi perdagangan.
"Pemahaman mengenai keterkaitan budaya dalam konteks perkembangan peradaban yang terjadi di negara-negara kawasan Samudera Hindia bisa memperkuat pondasi kerja sama IORA dalam rangka membangun 'sense of we-ness' untuk meningkatkan kerja sama ekonomi di kawasan tersebut."
(mus)