Ilmuwan: Virus Zombie Itu Nyata

Pernikahan Zombie
Sumber :
  • Mirror

VIVA.co.id - Ilmuwan mengklaim, untuk pertama kalinya telah menemukan gejala penyakit yang mirip dengan Zombie. Bahkan, wabah ini akan menyebar dan menjadi epidemi ke seluruh dunia, jika tidak diambil langkah antisipasi konkret.

Menurut ilmuwan dari Kent State University, Profesor Tara Smith, gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah dari gigitan manusia yang terinfeksi. Sekali digigit, manusia akan cenderung mengerang sambil berjalan dan bergetas saat menggerakkan kaki.

"Gejala lainnya, termasuk kehilangan ketangkasan dan ciri-ciri pribadi sebelumnya sebagai manusia. Bahkan lama kelamaan daging tubuh mereka akan membusuk," ujar Smith, dikutip dari Mirror.co.uk, Jumat, 18 Desember 2015.

Smith, yang merupakan asisten profesor untuk ilmu epidemiology di Ohio, telah lama mempelajari terkait Zombie, yang diyakininya ada sejak tahun 1500. Penelitiannya telah dipublikasikan dalam Jurnal British Medical (BMJ).

Setelah terinfeksi penyakit ini, periode inkubasi akan muncul beragam, tergantung ketahanan manusia. Mulai dari hitungan detik sampai hari. Infeksi ini akan mengarah pada pembentukan manusia menjadi Zombie atau mayat hidup. Mirip dengan film sains fiksi 28 Days Later, atau World War Z.

Dijelaskan pakar Zombie, Matt Mogk, Zombie didefinisikan dalam tiga kriteria, mayat manusia yang dihidupkan kembali, manusia yang menjadi agresif, dan sangat menular secara biologis. Namun, Mogk menekankan jika definisi ini dipadukan menjadi satu istilah, "manusia yang terinfeksi dan tetap hidup".

"Sama halnya dengan vampir yang terinfeksi bakteri Bacillus vampiris. Keduanya sama-sama terjangkit karena infeksi gigitan," tutur Mogk.

Virus zombie bernama Solanum yang mampu meningkatkan ketahanan hidup manusia sampai 100 persen, namun tak lagi memiliki jiwa.

Sementara itu, beberapa penyebab Zombie yang tidak berasal dari virus dibentuk dari bakteri bernama Black Plague seperti Yersinia pestis, yang disebut juga dengan jamur cordyceps dan keturunan yang bermutasi dari infeksi yang ada. Orang banyak mengenalnya sebagai penyakit "sapi gila".

Gejalanya sama, perilaku jalan yang terhuyung, kecenderungan mengerang, hilangnya kepribadian sebagai manusia dan daging tubuh yang makin lama makin membusuk.

"Jika dibiarkan, sekali masuk ke dalam kota, meskipun kota dengan penduduk besar sekitar 500 ribu jiwa, manusia akan tetap terancam punah," ujarnya. (art)