Menristek Akui Hasil Riset RI Cuma Penuh-penuhi Perpustakaan

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir.
Sumber :
  • Viva.co.id/Mitra Angelia
VIVA.co.id - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Muhammad Nasir, menyatakan harus ada hilirisasi dan komersialisasi hasil riset dan inovasi untuk meningkatkan daya saing sektor produksi barang dan jasa bagi pelaku industri.
 
Selama ini, diyakini Nasir, riset-riset yang sudah dilakukan memiliki kemampuan untuk itu. Hanya saja pemanfaatannya belum dikembang dan hasil riset dalam bentuk tulisan hanya memenuhi perpustakaan.
 
“Selama ini, (riset) hanya memenuhi perpustakaan saja,” ujar Nasir saat workshop dan temu bisnis dalam rangka sidang paripurna III Dewan Riset Nasional (DRN) 2015 di Gedung BPPT, Jakarta Pusat, Jumat, 11 Desember 2015.
 
Sementara itu, terkait agenda workshop DRN dan para pelaku bisnis dalam upaya pengembangan riset bagi industri, Nasir mengungkapkan sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.
 
“Saya dengan Dewan Riset Nasional sangat mengapresiasi kegiatan ini. Tujuannya adalah ingin melakukan hilirisasi dan komersialiasasi hasil riset kepada dunia usaha ataupun masyarakat. Yang sangat penting adalah bagaimana hasil-hasil riset ini dimanfaatkan industri, bagaimana bisa dimanfaatkan masyarakat, ini (workshop) adalah suatu media yang sangat penting sekali,” tutur Nasir.
 
Nasir pun mengungkapkan bahwa perlunya riset didayagunakan, kendati biaya yang dikeluarkan untuk riset tidaklah kecil.
“Karena apa? Biaya riset yang terlalu besar. Kalau kita tidak bisa memanfaatkan untuk masyarakat, ini sangat-sangat disayangkan,” ungkapnya.
 
Saat ini, Nasir menjelaskan, Kemenristekdikti tengah menjajaki delapan bidang riset sesuai dengan RPJMN 2015 hingga 2025. Delapan bidang tersebut adalah pangan dan pertanian, energi, dan energi baru dan terbarukan, kesehatan dan obat, transportasi, TIK, teknologi pertahanan dan keamanan, material maju dan kemaritiman. (ren)