Bank Dunia: 'Gap' Orang Kaya & Miskin di RI Kian Lebar

ilustrasi orang kaya
Sumber :
VIVA.co.id - Angka ketimpangan antara orang kaya dan miskin (gini ratio) di Indonesia tahun ini mencapai 0,42 persen. Angka ini dianggap paling tinggi dibandingkan negara-negara seperti Uganda, India, maupun Pantai Gading.

Dalam laporan "Ketimpangan Yang Semakin Lebar" yang dirilis Bank Dunia (World Bank), Selasa, 8 Desember 2015, jurang yang berada di antara kondisi si 'kaya' dan si 'miskin' ini berpotensi menganggu laju pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

"Ada sebagian literatur, besaran ketimpangan berkontribusi pada melambatnya pertumbuhan ekonomi," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves di Ballroom XXI Jakarta Theater, Jakarta.

Rodrigo menjelaskan, tingkat ketimpangan yang terjadi di Indonesia menanjak naik lebih cepat dibandingkan sebagian besar negara tetangga di Asia Timur. Menurut dia, perlu ada langkah konkrit pemerintah untuk mengatasi ketimpangan ini.

"Banyak hal yang dipertaruhkan ketika Indonesia tidak bisa mengatasi ketimpangan ini. Bisa menimbulkan bahaya besar."

Sekadar informasi, berdasarkan laporan Bank Dunia, pertumbuhan selama satu dasawarsa terakhir hanya menguntungkan 20 persen orang terkaya di Indonesia. Sementara, 80 persen sisanya dari hampir 205 juta orang masih berada di lingkaran kemiskinan.

Bahkan, selama krisis keuangan Asia di periode 1997-1998 saat angka kemiskinan naik tajam, rasio gini ikut turun. Semua segmentasi masyarakat terkena dampaknya. Pada tahun 2014, ketimpangan orang kaya dan miskin meningkat dari 0,30 persen pada tahun 2000, menjadi 0,41 persen. Bahkan, tahun ini angka itu kembali menanjak ke level 0,42 persen.

(mus)