PT Pos Dinilai Telat Masuk Bisnis e-Commerce
- Agus Tri Haryanto / VIVA.co.id
VIVA.co.id - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengkritik PT Pos Indonesia yang telat terjun ke dunia e-commerce. Menurutnya, dengan kekuatan logistik yang dimiliki PT Pos, seharusnya sudah terjun beberapa tahun yang lalu.
"Dibandingkan dengan kompetitornya, revenue dari e-commerce PT Pos belum jadi nomor satu. Masih kalah dan belum selengkap dengan yang lainnya. Untuk kerja ketertinggalan, mereka harus mendiversifikasi layanannya," kata dia di acara PT Pos Kerja sama dengan MatahariMall di Kantor PT Pos, dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Selasa 8 Desember 2015.
Rudiantara menyarankan agar perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu untuk melakukan reposisi. Hal tersebut akan semakin menguatkan PT Pos untuk membentuk ekosistem e-commerce Indonesia.
"Harus ada reposisi dari PT Pos menjadi penguat di ekosistem logistik e-commerce keseluruhan," kata dia. Rudiantara mengaku sudah berbicara dengan Menteri BUMN Rini Soemarno terkait masuknya perusahaan jasa pengiriman tersebut ke industri e-commerce.
Rudi menyampaiman, kalau Rini tak ada masalah kalau PT Pos merambah dan menguatkan kembali logistiknya. "Saya sudah bicara dengan Menteri BUMN dan bilang oke. Tapi, harus minta ke deputinya, karena PT Pos ini perusahaan publik yang mayoritas sahamnya punya pemerintah," ujarnya.
Transaksi e-commerce pada tahun lalu mencapai US$12 miliar dan angka tersebut akan melonjak pesat di tahun-tahun berikutnya. Rudiantara memprediksikan, di tahun 2020, transaksi e-commerce mencapai kisaran US$130-US4135 miliar.
"Kalau PT Pos bisa dapat dua persennya, itu luar biasa besarnya, bisa triliunan (rupiah) itu," tuturnya.